Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Posisi Anies-Ganjar Pasca Pilpres dan Godaan Pilkada

17 Mei 2024   08:24 Diperbarui: 21 Mei 2024   08:20 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca posisi politik Anies dan Ganjar setelah perhelatan Pilpres selesai (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via KOMPAS.com)

Gejala itu jelas tidak sehat dalam berdemokrasi. Tradisi dialektik dalam diskursus politik kebijakan akan meredup. Demokrasi deliberatif tidak akan bisa ditumbuh kembangkan. Karena hegemoni kekuasaan akan mematikan prinsip dasar demokrasi, yakni check and balances, pengawasan dan keseimbangan politik dalam relasi negara dan rakyat.

Hadirnya Anies dan Ganjar. Apalagi jiak bersama-sama dan didukung penuh oleh sikap politik PKS (Anies) dan PDIP (Ganjar) jelas akan menjaga nafas demokrasi tetap lega, menghidupkan tradisi dialektik dan perdebatan diskursif yang otentik dalam kerangka perancangan dan proposal-proposal politik kebijakan oleh pemerintah.

Dalam kaitan inilah, sudah tepat pernyataan Ganjar beberapa waktu lalu bahwa dirinya akan mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebuah konsistensi, barang mewah di kalangan elit politik yang kian jarang ditemukan pengejewantahannya, dan karena itu layak diapresisasi.

Tinggal menunggu sikap tegas dan konsistensi Anies. Apakah siap merawat semangat dan terus memperjuangkan titipan amanah puluhan juta pemilihnya dengan menjalankan fungsi dan peran oposisional seperti Ganjar, atau menjadi lumer karena "godaan politik" baru yang bernama Pilkada?

Artikel terkait: Mengembalikan Pilkada (Serentak) 2024 pada Khittahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun