Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pemilu 2024 dalam Sindrom Transisi Demokrasi

4 Desember 2023   00:52 Diperbarui: 5 Desember 2023   04:50 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemilu. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

Meski ikhtiar bersama mengonsolidasikan demokrasi sudah berlangsung lebih dari dua dekade, Pemilu 2024 yang tengah memasuki fase-fase krusial ini nampaknya juga belum sepenuhnya lepas dari ancaman sindrom transisi demokrasi sebagaimana diulas di atas.

Dalam konteks ini berbagai paradoks demokratisasi (kooptasi kekuasaan terhadap lembaga hukum dan peradilan, gejala nepotisme, mobilisasi aparatur negara, dan dugaan adanya intervensi terhadap penyelenggara pemilu misalnya) yang menyertai proses perhelatan Pemilu 2024 dapat membuka peluang kegagalan bangsa ini melewati masa transisi.

Maka alih-alih berhasil mengonsolidasikan demokrasi secara substantif, yang terjadi justru bisa sebaliknya yakni mengundang kembali hadirnya tradisi otoritarianisme negara serupa era orde baru, kelak setelah pemilu usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun