Mohon tunggu...
Siti nurjanah
Siti nurjanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suka melakukan perjalanan, baca buku, nonton film atau drama juga mendengarkan musik. - Nulis juga di : https://www.stnurjanahh.com - IG dan Twitter : @st_nurjanahh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Makna Kebaikan dalam Semangkuk Soto Lamongan

6 Juni 2016   11:57 Diperbarui: 6 Juni 2016   12:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            “Ehmm..rasa seperti ini yang saya cari” Reza berujar “Oke, kamu diterima bekerja di tempat ini. Mulai besok kamu sudah bisa bekerja dengan membuat menu baru untuk  restaurant ini, Soto Lamongan. Selamat bergabung” Lanjutnya dan mengulurkan tangan.

Tak dapat kusembunyikan rasa bahagia yang teramat sangat, tidak sia-sia resep rahasia yang aku pelajari dari Ibu yang memang mahir membuat Soto Lamongan. Untuk membuatnya, digunakan bumbu halus yang terdiri dari bawang putih, merica, ketumbar sangrai, kemiri sangrai dan juga kunyit. Dari sanalah tercipta kuah soto yang gurih dan wangi. Isiannya adalah suwiran daging ayam yang sudah direbus, irisan kol, tomat, daun bawang  dan potongan telur. Dan yang menjadi ciri khas dari Soto Lamongan adalah di sertakannya koya gurih yang di buat dari kerupuk udang yang dihaluskan dengan di tambahkan udang kering.

            “akhirnya aku bisa mendapatkan uang untuk biaya berobat Ibu” Bisikku dalam hati seraya melangkah pulang penuh senyuman.

            Hari demi hari kian berlalu, tak di sangka resep rahasia ibu akhirnya menjadi menu andalan di restaurant milik Reza. Setiap pengunjug yang hadir cukup puas dan sangat menikmati rasa dalam setiap mangkuk Soto Lamongan yang tersaji.

            “Alya..saya sangat berterima kasih sekali, semenjak kehadiran kamu dengan menu istimewa Soto Lomongan semakin menjadi titik ukur kemajuan usaha yang saya jalani. Jika boleh, bisakah saya bertemu dengan ibu kamu ?” Ucap Reza

            Dalam satu waktu aku senang sekaligus terkejut “tentu..Ibu pasti sangat senang bisa bertemu dengan Pak’ Reza” jawabku

            “Baiklah..sore nanti aku ikut ke rumahmu” Pintanya

            Aku mengangguk ragu, terbesit dalam pikiranku dengan banyak pertanyaan. Seorang pimpinan seperti dia mau mendatangi rumah pegawainya hanya karena bentuk rasa terima kasih, aneh menurutku. Tetapi ya memang mungkin seperti itu wataknya.

            Sore hari ketika jam pulang kerja Reza ikut serta pulang ke rumahku, agak canggung rasanya dalam perjalanan bersama bos sendiri. Tapi pembawaan Reza yang ramah membuat suasana semakin mencair, sebagai orang berada ia termasuk rendah hati.

            “Saya sempat dengar Ibu kamu sakit ? sakit apa memangnya ? bagaimana proses pengobatannya?” rentetan pertanyaan Reza menyerangku

            “Iya..sudah cukup lama, kanker kelenjar getah bening. Ibu memang sudah seharusnya di operasi, tapi belum punya cukup biaya, sehingga saat ini hanya bisa untuk berobat jalan saja” jawabku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun