Singkat kata, rumah makan Noroyono ini sangat direkomendasikan. Bolehlah disebut harga kaki lima, dengan rasa bintang lima. Ini bukan endorse atau promosi. Tapi begitulah faktanya. Bagi seorang pengelana, tabu berbohong.... he he he. Ternyata, RM Noroyono ini memang cukup terkenal di kalangan masyarakat Purwodadi, Jawa Tengah. Saya saja yang ketinggalan berita.
Maka, setelah menyelesaikan ishoma di Rumah Makan Noroyono, tanpa membuang waktu, kembali kami menelusuri jalanan Purwodadi yang mulai padat. Maklum, Kota Purwodadi adalah titik pertemuan jalur utama antara Semarang - Bojonegoro dan Gemolong - Kudus.Â
Dimulai dari Museum Purbakala PatiayamÂ
Setelah meninggalkan pusat kota, melintas di sebuah hutan Jati yang diselingi hutan bambu, akhirnya sampai juga di Kota Kudus. Karena acara kondangan masih esok hari, maka segera saya arahkan driver menuju ke Situs Patiayam. Letaknya tak jauh dari pusat kota Kudus. Hanya 21 menit. Dari kota susuri jalur Pantura. Setelah PT Prima Tobbaco, belok kiri masuk Jl. Situs Patiayam.
Tiba di halaman Museum Purbakala Patiayam, kendaraan kami parkir di tempat teduh. Bangunan kembar Museum Purbakala Patiayam nampak berdiri dengan anggun dan gagah. Ada empat pilar bundar dan tinggi di teras masing-masing gedung bercat putih ini.
Setelah mengisi buku tamu, kami bertiga dipersilakan petugas museum menuju ruang tengah. Perlahan saya amati tulisan maupun gambar yang terpajang di dalam museum. Saya foto beberapa informasi dan fosil-fosil purba yang ditemukan di Situs Patiayam. Tepat setelah pintu masuk. terpajang gading gajah purba yang ditemukan di Situs Patiayam. Juga beberapa tulang vertebrata yang oleh masyarakat sekitar disebut Balung Buto. Karena mirip tulang raksasa.