Garudeya membawa Air Suci ke Kadru dan para ular serta Naga. Namun, pesan Dewa Wisnu selalu diingatnya, agar tak ceroboh akan tipu muslihat Kadru.
"Ini, air suci yang engkau inginkan wahai Kadru, para ular dan Naga. Sebelum kuberikan padamu, maka bebaskanlah ibuku Winata dari perbudakan!" pinta Garudeya. Â Kadru tak berkutik, maka sejak itu Winata pun terbebas dari kutukan perbudakan. Nafsunya untuk segera mengambil dan meminum air suci demikian menggebu. Tapi niatnya sontak surut karena Garudeya mengingatkannya.Â
"Sebelum kalian semua menyentuh dan minum air suci ini, maka  kalian  harus menyucikan diri dengan mandi di lautan,"  Garudeya mengingatkan seraya meletakkan Tirta Suci Amerta Sari di pinggir lautan.
Kadru, para ular dan Naga pun menuruti ucapan Garudeya. Segera mereka semua mencebur ke lautan. Saat itulah Dewa Wisnu datang dan mengambil kembali Tirta Suci Amerta Sari dan mengembalikannya ke Kahyangan tempat para dewa. Sepeninggal Dewa Wisnu, sesaat keluar dari lautan, Kadru beserta para ular serta Naga hanya bisa marah dan berteriak sumpah serapah karena merasa tertipu. Lantaran gagal mendapatkan air suci untuk keabadian. Tapi disana tak ada seorangpun yang dilihatnyaÂ
Garudeya sudah pergi dengan menggendong ibunya, Winata menuju istana. Bertemu Begawan Ksayapa yang sudah tahu sifat buruk dari Kadru dan anak-anaknya. Garudeya sangat berbahagia telah membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru yang penuh kelicikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H