Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengintip Keelokan Desa Penglipuran sebagai Desa Terbersih Sejagat

15 Januari 2021   09:12 Diperbarui: 15 Januari 2021   19:30 7427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Kuno yang terjaga Tradisinya

Menurut penjaga tiket, saat ketemu di loket tadi, sebut saja namanya Ni Ketut, Desa Penglipuran adalah desa kuno warisan dari zaman Bali kuno sebelum Majapahit datang. 

"Disebut penglipuran, maksudnya adalah untuk pelipur hati. Menghibur hati," Ni Ketut mulai bercerita.

Ketika itu Raja Bangli harus mengungsi ke desa ini lantaran istananya diserang kerajaan lain. Warga desa menyambut Raja Bangli dengan suka cita dan memenuhi segala kebutuhannya termasuk menghibur sang raja. Maka raja pun bertitah menyebut tempat itu sebagai Desa Penglipuran.

"Ada tiga desa kuno di Bali yang masih asli. Desa Penglipuran, Desa Tenganan dan Desa Batur, dekat danau Batur, yang memiliki kekhasan pohon Trunyan," terang Ni Ketut tadi sembari meladeni penjualan tiket. Harga tiket per orang 15 ribu rupiah. 

Warga Desa Penglipuran termasuk warga yang memegang teguh adat istiadat Bali. Berbagai tatanan sosial dan budaya serta keagamaan masih terpelihara (keasliannya). Mulai dari cara membangun rumah, aturan pernikahan sampai memperlakukan alam sekitar. Semuanya ada aturan yang mengikat. .

Baca : Mengungkap rahasia Valley of The King

Semua rumah di Desa Penglipuran, denah zonasinya menganut konsep Sanga Mandala. Bangunan terbagi jadi sembilan bagian. Peletakan bangunan juga terbagi dengan konsep ruang Utama, ruang Madya dan ruang Nistha.

Zonasi ruang Utama tempat berdirinya Pura di ujung Utara desa. Sedangkan Madya tempat masyarakat mendirikan rumah tinggal. Serta Nistha ada di pojok bagian Selatan desa.

Saya perhatikan dengan seksama, semua rumah di Desa Penglipuran mempunyai ciri yang sama. Bagian depan rumah, memiliki gerbang/ gapura paduraksa (gapura yang atapnya berpadu) yang bentuknya seragam.

Orang Bali menyebutnya Angkul-angkul. Tak hanya bentuk bangunan, warna cat dan ornamen bangunan juga hampir seragam. Di depan rumah terdapat selokan saluran drainase yang lagi-lagi terjaga kebersihannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun