Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengintip Keelokan Desa Penglipuran sebagai Desa Terbersih Sejagat

15 Januari 2021   09:12 Diperbarui: 15 Januari 2021   19:30 7427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah yang disulap untuk kongkow, ngopi dan jual souvenir

Kami berenam melangkah, disambut nameboard "Selamat Datang". Lalu beriringan menapaki jalan desa berlapis baru koral. Tonjolan-tonjolan mungilnya, lumayan untuk akupresur telapak kaki.

Di kanan-kiri jalan, dibatasi tanaman Kemuning yang sedang berbunga. Mekar berwarna Kuning. Benar kata orang, tempat ini bersih. Sepanjang kaki melangkah nggak ketemu sampah. Termasuk sampah guguran daun kering. 

Lima puluh meter berjalan, tiba di pertigaan. Pilihannya, ke kiri bawah atau naik ke kanan atas. Jalan desa membujur Utara dan Selatan, membelah rumah-rumah penduduk jadi dua sisi berderet. Di tempat ini kami disapa beberapa penduduk desa yang begitu ramah. Ditunjukkan arah mana saja yang bisa kami tuju. 

"Kalau ke bawah sana, ada Karang Memadu. Tempat tinggal warga yang berpoligami, " kata pak Wayan salah satu penduduk yang ketemu saya.. Penduduk Desa Penglipuran yang menikah lebih dari satu harus tinggal di sana. Terpencil di pojok desa, terang beliau. 

"Di atas sana, terdapat Pura Penataran dan Hutan Bambu, " lanjut Pak Wayan, sambil tangannya menunjuk ke tempat lebih tinggi di arah Utara. 

Saya dan teman-teman manggut-manggut saja mendengarkan cerita beliau.

Saya melihat sekeliling. Ada sebuah menara tempat meletakkan kulkul (tempat menggantungkan kentongan besar) di sisi kiri. Termasuk bale-bale panjang, tersusun dari kerangka kayu dan bambu. Dibuat tanpa dinding dan beratap ijuk. Fungsinya sebagai Balai Banjar Adat, kalau saya lihat di peta desa.

Penunjuk Arah di tengah desa
Penunjuk Arah di tengah desa

Angkul-angkul sepuh yang sudah rapuh
Angkul-angkul sepuh yang sudah rapuh

Kebersihan yang senantiasa terjaga
Kebersihan yang senantiasa terjaga

Konturnya naik turun
Konturnya naik turun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun