Beberapa penduduk lokal, berpakaian khas Bali dan memakai udeng (penutup kepala) putih nampak sedang menyapu sudut-sudut halaman. Begitu keluar dari kendaraan, saya celingukan mencari tempat penjualan tiket.
Ternyata, tempatnya ada di pojok. Ada gadis Bali, berkain jarit panjang dan memakai selendang merah sedang berbenah. Mungkin tak menyangka saya dan rombongan sudah tiba sepagi ini.
Sembari menunggu, saya sempatkan melihat Peta Desa yang berdiri tegak di samping tempat penjualan tiket. Beberapa pertanyaan singkat saya ajukan kepada penjaga tiket yang ceria dan ramah. Setelahnya, kami pun melenggang memasuki kawasan Desa Wisata Penglipuran, sebagai rombongan turis blusukan pertama pagi itu.
Baca : Mengintip Candi Gunung Kawi yang Unik di Seantero Bali
Keunikan Perkawinan di Desa PenglipuranÂ