Unik dan Primitif
Dibanding dengan arca-arca di situs yang pernah saya kunjungi, pahatan arca-arca di Desa Mondangan ini terkesan unik dan primitif. Bahkan lucu. Sangat jauh berbeda dengan arca-arca di sekitaran Blitar, Kediri, Malang dan  Mojokerto. Ini mirip-mirip dengan tinggalan-tinggalan di Candi Cetha dan Sukuh, Lereng Barat Gunung Lawu dari seorang penduduk yang saya jumpai sore itu, sepintas mereka menyebut kalau arca-arca ini adalah peninggalan dari masa Majapahit. Benar tidaknya, entahlah.Â
Sebagai contoh, pahatan-pahatan pada Arca Raksasa sangat kasar. Lekukan-lekukannya kurang dinamis. Hiasan-hiasan arcanya juga cenderung minimalis. Apakah ini sebuah Dwarapala, arca penjaga gerbang kompleks percandian juga tidak jelas. Tapi, jika dilihat adanya Gada yang dipegang sang Arca, bisa jadi memang itu adalah arca penjaga pintu masuk candi.
Melihat lokasi dan sisa-sisa artefak yang ada di lokasi, sepertinya  kok Situs Arca Warak ini sebuah  petirtaan Pemandian kuno). Ada sumber air besar. Ditemukan jambangan (lumpang) tempat menampung air. Yang menarik, Arca Warak, atau Arca Gajah (atau badak ya!!) tadi mempunyai jalur air di punggungnya.  Ini semacam Jaladwara, tempat mengalirkan air. Jika ditempat lain biasanya berupa padma atau makara, di situs ini sangat unik yakni Gajah atau Badak! Apakah ini benar petirtaan, entahlah?!
2. Situs Bukan Tempat Cari Pesugihan
4. Situs candi Sukuh