Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Baluran nan Eksotis, Serpihan "Africa van Java"

10 Januari 2018   15:22 Diperbarui: 12 Januari 2018   05:07 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar ternyata, nuansa Afrikanya yang gersang, kering, berpohon jarang mulai nampak. Tiba di sebuah belokan ada rest area. Ada bangunan-bangunan berderet. Mungkin semacam homestay. Saya keliling sebentar, tapi kesulitan mencari toilet. Akhirnya, saya kembali ke mobil dan ambil satu biji Buah Naga seukuran 2 kiloan. Saya lemparkan ke sekelompok monyet yang sedari tadi memandangi sejak kami datang. Dengan gesit, monyet yang paling besar menangkapnya. Tentu saja tidak dibagi rata. Tapi dibawa lari dengan cepat ke sebuah bukit kecil. Dasar monyet!

Di tengah terik mentari, saya melihat sekeliling area Savanah Bekol yang lumayan luas. Di beberapa titik ada semacam kubangan-kubangan dan tempat memberi makan hewan. Kata petugas, kalau musim kering begini, hewan-hewan liar akan keluar dari hutan untuk mencari makanan dan air ke savanah. 

Sayangnya, kami datang saat sedang terik-teriknya mentari sehingga tak seekorpun dari Banteng,Kerbau Liar, Kijang, Rusa, Kancil atau Merak yang mendekat. Saran petugas, kalau datang ke Bekol, sebaiknya pagi buta. Selain sunrisejuga dapat momen ketemu binatang liar.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Walau nggak bersua Banteng atau Kerbau, cukuplah siang itu kami bertemu dengan tengkorak Banteng dan Kerbau yang dipajang di sebuah naungan sederhana beratap daun kering. Tentu saja tengkorak itu masih menyisakan tanduk-tanduk yang utuh. Dari ukuran tanduknya kita bisa membayangkan seberapa besar hewan itu saat masih berkeliaran di savanah. Siang itu kami memang merasakan, kegersangan, panas terik, air yang sulit, tanah berdebu pohon yang jarang-jarang. Tak salah memang kalau Baluran disebut Africa Van Java atau Little Africa-nya Indonesia.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
menuju pantai BAMA
menuju pantai BAMA
Selanjutnya..., PANTAI BAMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun