Dari Bale Kerta Gosa ini, view ke beberapa sudut kompleks begitu menawan. Terutama pemandangan Bale Bambang di tengah kolam , bagi saya begitu mempesona. Cocok dengan arti Semarapura yakni “penuh cinta dan keindahan”.
Di masa lalu, Kerta Gosa adalah bagian dari Puri Semarapura. Saat Puputan Klungkung tahun 1908, Belanda yang menyerbu Kerajaan Klungkung sudah menghancurkan Puri Semarapura. Tapi keindahan Kerta Gosa dan Bale Kambang nampaknya menahan nafsu merusak dan bahkan menumbuhkan rasa sayang untuk tidak meluluhlantakkan situs ini. Dari jejak dan kisahnya, Taman Gili Kerta Gosa seakan tak pernah tersentuh dentuman dan desingan peluru senapan serta meriam.
Saya membuntuti Alex yang terseok ditinggal papa mamanya menaiki tangga Bale Kambang yang memang dibangun lebih tinggi dari pelataran. Tiang bale dibuat dari kayu berukir. Dilihat dari fisiknya, usianya sudah renta. Hampir sama dengan Bale Kerta Gosa, di Bale Kambang, langit-langitnya penuh lukisan indah. Menurut guide di Bale Kambang, lukisan di langit-langit itu diambilkan dari Kakawin Ramayana dan Sutasoma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H