Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Mus Kesetiaan Seorang Suami Terhadap Istri

2 Juli 2016   06:33 Diperbarui: 2 Juli 2016   08:29 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rukun, mengandeng, dan kemana-mana istrinya di bawa. Gus Mustafa Bisri ingin memberikan contoh kepada pemuda, remaja, menantunya, serta semua santrinya bagaimana menjadi suami yang baik dan dicintai oleh istrinya.  Lihat saja, Gus Mustafa Bisri kurang tertarik membicangkan poligami, seolah-olah begitu bangga dan bahagia dengan istrinya yang setia dan mencintai dirinya”.

Sangat tepat sebuah ungkapan “salah memilih pasangan separuh nyawa akan dipertaruhkan”. Gus Mustafa Bisari telah memilih wanita yang tepat, berbobot, dan benar-benar mau menemani suaminya dalam kondisi apa-pun, hingga Allah SWT menjemput ajalanya. Barangkali, wanita seperti inilah yang disebut dengan wanita surga.

gus-mus-5776fdbc62afbd3c38957996.jpg
gus-mus-5776fdbc62afbd3c38957996.jpg
Ketika istrinya akan diberangkatkan ke pemakaman, Gus Mustafa Bisri ikut serta mengantarkan. Bahkan, kedua tanganya juga ikut serta mengankat keranda jenazahnya. Gus Mus Ihlas melepas pasangan hidupnya, mengerti makna takdir. Kecintaan seorang suami terhadap istrinya benar-benar menjadi teladan sejati bagi semua orang.

Kedua, masalah kecintaan terhadap NU dan NKRI.

Setiap saat dan waktu, tulisan baik buku maupun puisi, selalu mengisaratkan kecintaanya terhadap NKRi dan NU. Dengan pendekatan tasawuf, Gus Mustafa Bisri mengajak semua orang menjadi orang yang bermoral, saling mencintai, tidak takabur. Dan yang paling menarik ketika mengatakan

Jangan kerdikan dirimu dengan Takabbur.

Jangan sempitkan dadamu dengan dengki.

Dan Jangan keruhkan pikiranmu dengan Amarah”.

Dan yang paling menarik untuk diperhatikan, ketika Muktamar NU di Jombang. Melaui sebuah pesan yang ditulis menggunakan bahasa Arab Pego, Gus Mus meminta agar tidak pilih menjadi Rois Amm, walaupun para sesepuh memilihnya. Tidak main-main, mereka yang memilih antara lain “KH Ma’ruf Amin, KH Nawawi Abdul Jalil, TGH Turmudzi Badruddin, KH Khalilurahman, KH Dimyati Rais, KH Ali Akbar Marbun, KH Makhtum Hannan, KH Maimoen Zubair, dan KH Mas Subadar”.Tetapi dengan sikap santun, ramah, dan mendahalukan ahlak seorang santri, Gus Menolak dirinya menjadi Rois Amm.

Kehadirian Gus Mus dalam muktamar NU di Jombang benar-benar memberikan makan yang mendalam,  nuansa panas menjadi lebih sejuk. Melalui pendekatan sufistik, kalimat demi kalimat yang ditulis dan dilontarkan membuat suasana Muktamar NU menjadi adem, dan ahirnya beliau tidak berkenan menjadi Rois Amm. Tetapi, bisa jadi kecintaan Gus Mustafa Bisri terhadap NU begitu dalam, sehingga darah yang mengalir dari dirinya berwarna Hijau.

Gus Mus telah mengajarkan bagaimana mencintai pasangan sepenuh hatinya, sejak pernikahan hingga menjadi seorang ayah hingga menjadi kakek. Gus Mus juga mengajarkan kepada semua orang, khususnya warga rakyat Indonesia bagaimana mencintai negara kesatuan Republik Indonesia yang dibangun oleh para ulama dan wali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun