Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Hanya Bank Syariah, BMT pun Bikin Sebal

1 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:07 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata prosesnya tidak sesimpel itu. Pertama datang, aku diwawancarai terkait data dan berbagai hal yang berhubungan dengan sepeda motor yang ditarget. Pengajuan itu tidak serta merta disetujui, akan ada rapat yang memutuskan apakah aku layak atau tidak untuk bermurabahah dengan BMT tersebut. Oke, aku pulang dengan keyakinan insyaallah pasti lolos. Sebab aku tidak memilih sepeda motor yang mahal, kemampuan kakakku sebagai penjamin, jauh di atas itu.

Dalam sepekan penantian, tak ada kabar dari BMT. Kutunggu hingga dua pekan, tak juga ada. Akhirnya kutelepon, jawabannya rapat baru dilakukan sekali. Butuh tiga kali rapat untuk memutuskan. Aku mulai resah.

Baca juga: Inilah 7 Dosa Besar dalam Islam, Riba Salah Satunya

Kami Cuma Ingin Menghindari Riba!

Setelah dua kali rapat, yang itu diwarnai dengan berbagai drama penundaan, entah pengurus sakit, ustaz terlambat hadir, dll, akhirnya sebulan kemudian barulah datang tim yang mensurvei keadaan rumah. Untuk memastikan keluargaku mampu membayar utang.

Kakakku menghela napas, “Cuma pinjam duit segitu ribet nian. Kau jalan sebentar ke showroom, balik lah bawa motor!” katanya.

Aku bertahan. Ini demi menghindari riba, supaya berkah. Cuma itu. Sabar, kata hatiku. 

Setelah survei, lagi-lagi tak ada kabar. Aku harus menelepon bolak-balik untuk menanyakan keputusan BMT. Pesan via SMS ke pengurus kebanyakan tak dibalas. Mungkin karena telepon kantor BMT tak bisa menunjukkan nomor penelepon, makanya mereka menerima panggilan.

Sampai dua bulan sejak aku mengajukan (katakanlah) pinjaman, aku masih harus engkol motor karena menunggu sepeda motor “yang lebih berkah”. Jadi kemudian kudatangi langsung kantor BMT, daripada harus patah hati melihat pesan tak terbalas atau jawaban telepon yang diplomatis.

Tiba di kantor, Kepala BMT langsung yang menyambutku. Maka kuutarakan langsung maksud kedatanganku. Ia bilang, proses masih berjalan, tunggu saja.

“Kok lama, ya?” tanyaku dengan nada rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun