Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pasien Vs Perawat, Sama Saja!

20 April 2021   05:00 Diperbarui: 20 April 2021   05:17 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pun mendekat.

"Sini lagi!" nadanya makin tinggi. Aku mulai tak enak.

Si kakak yang saat itu ikut, asyik bermain di tangga. Ia naik di anak tangga, kemudian merosot di pinggir (bukan di pegangan tangga). Masih aman, tidak terlalu tinggi dan abinya juga ada di sana.

"Nakal nian anak tu, dak biso diam dari tadi!" katanya pada teman di sebelah.

Kupandangi ia, sengaja dengan wajah tak suka. Sudah bersiap, kalau bunyi lagi biar kutempeleng sekalian. Aku bisa sabar jika dikasari, tapi jangan anakku!

Kemudian ia mengalihkan topik, sepertinya sadar dalam bahaya. "Dio tu mati dak, dari tadi dak datang-datang!" entah siapa yang ia maksud, tapi ucapan-ucapannya selama pembicaraan yang lebih banyak tak digubris temannya itu, menunjukkan betapa buruk dia hari itu.

Ketika sudah giliranku masuk ke ruang periksa, perawat itu mengikuti. Ternyata ia juga yang bertugas membantu dokter di dalam, setelah mengukur tensi di luar. Ada dua perawat lain, yang satu mengabsen di luar, yang tadi ia ajak bicara. Satu lagi standby bersama dokter di dalam.

Ketika mengarahkanku untuk USG, kembali gerak-geriknya yang kurang baik itu ditampilkan. Suamiku yang ikut masuk tak segan-segan menegurnya. Sambil memeriksa, ia berkata bahwa neneknya adalah bidan di rumah sakit itu, hal yang tak ada urusannya denganku.

Aku lupa karena apa, dokter kemudian menyarankanku untuk dirawat. Ada gangguan kesehatan yang dikhawatirkan memengaruhi janin. Malam itu pun aku masuk ke salah satu kamar, yang di sana kami berdiskusi tentang sikap si perawat.

Baca juga: Ketika Si Kakak Flek Paru

Ternyata suamiku sejak awal sudah melihat tingkahnya, termasuk saat ia melihat pada si kakak dengan wajah tak suka. Kalau saja saat itu anak kami melihat, mungkin hilang selera mainnya. Suami juga mendengar ketika perawat menghardikku untuk lebih dekat, itulah sebab ketika di dalam ia langsung menegur, tak ingin melihat sikap yang lebih buruk lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun