Kemudian Ibu masuk ke ruang favoritnya di rumah kami, berdiam seperti biasa. Aku dan Adik berangkulan melihat ia menutup pintu dari dalam.
Berhari-hari kemudian, tak kunjung kami lihat Ibu keluar. Ibu juga tak ditemukan di bagian mana pun rumah itu.
Kami dan Ayah terus mencarinya. Bahkan ketika aku dan Adik terus bertambah usia, dan Ayah terpaku pada ajal, Ibu menepati janjinya untuk menghilang.
Yang terakhir kuingat hanyalah bangku kecil dengan seutas tali di atasnya. Dan seekor tikus yang memandangiku dari lubang kecil di atas jendela.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!