Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Kelewat Pintar Itu Tak Selalu Bagus!

18 Juni 2020   09:11 Diperbarui: 18 Juni 2020   09:07 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Albert Einstein diperkirakan memiliki IQ 160, Isaac Newton 190, William punya IQ sekitar 250-300!

Ketika usia 6 tahun aku keranjingan Donal Bebek, William bayi, di usia 1,5 tahun sudah membaca Newyork Times!

Pada usia 8 tahun, William mampu berbicara dalam delapan bahasa; Latin, Yunani, Prancis, Rusia, Jerman, Ibrani, Turki, dan Armenia. Semuanya ia pelajari sendiri. Tahun 1909 menjadi mahasiswa Harvard termuda, 11 tahun.

Karena kecerdasannya yang luar biasa, sejak kecil William sudah dikenal banyak orang. Tapi yang mengejutkan, ketika lulus dari Harvard, William mengatakan pada wartawan bahwa ia ingin menjalani hidup dengan sempurna, yakni mengasingkan diri dan tak akan menikah.

Bahkan ketika ayahnya meninggal, William tidak menghadiri upacara pemakaman. Ia terus berada dalam keterasingan hingga memilih pekerjaan-pekerjaan rendahan agar tidak dikenali orang.

Meski demikian, tetap ada saja yang mengenalnya. Yang karena melihat kehidupan William begitu mengenaskan, beranggapan bahwa William telah kehilangan kecerdasannya. Padahal sepanjang hidupnya, William menulis sekian banyak buku penting dengan nama samaran.

Pada akhirnya, kecerdasan saja, IQ supertinggi, tak serta merta membuat kita bahagia. William James Sidis wafat pada usia 46 tahun sebagai bukan siapa-siapa. Meninggal dunia karena pendarahan otak dalam keadaan terasing, bahkan dari keluarga sendiri.

Secerdas-cerdas akal, tetap ada batasnya. Apa gunanya kecerdasan jika tidak mampu mengelolanya? Apa gunanya akal jika tak dipakai untuk mengenal penciptanya?

sumber 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun