Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadi, Siapa yang Munafik?

26 April 2020   09:11 Diperbarui: 26 April 2020   09:08 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dampak buruk orang-orang munafik sangat besar, sehingga dalam surah al-Baqarah saja, bahasan tentang munafik melebihi banyaknya pembahasan tentang mukmin dan kafir.

Tak main-main ganjaran yang Allah beri pada kaum munafik; dasar neraka. Jadi daripada menyebut si ini atau si itu bakal jadi kerak neraka. Mending berusaha agar diri sendiri tak masuk golongan itu. Lebih masuk akal kan?

Mempermalukan Agama

facebook.com/nusragen.online
facebook.com/nusragen.online
Sebuah berita beredar di sahur tadi, dari suaraaktual.co. Di kotaku, seorang yang dinyatakan positif Covid19 masih ke masjid dan menjadi imam. Apakah itu bukti kekuatan iman?

Bagaimana jika disebut bukti kurang ilmu, bukti tak peduli keselamatan orang lain, atau bukti kerasnya hati? Sst, jangan ikut-ikutan memvonis!

Alhamdulillah, menurut keterangan wali kota, ybs segera dijemput paksa untuk diobati di rumah sakit. Bersyukurlah dia tinggal di Indonesia, dipaksa untuk diobati. Coba kalau di Korea Utara!

Belakangan, baik skala kota maupun provinsi, jumlah yang positif Covid19 melonjak naik. Lebih dari tiga per empatnya, adalah klaster Gowa. Ini pula yang membuat banyak warganet setempat menggerutu.

Yang tadinya optimis dengan wudu dan zikir, pada akhirnya tergoyahkan oleh fakta di depan mata. Satu orang pulang dari Sulsel sana, bawa pulang "oleh-oleh" untuk keluarga, bahkan rekan kerja pasangannya.

Orang yang tak begitu paham duduk persoalan tentu mudah saja mengindetikkan kelompok tertentu pada kelompok lain yang menurutnya sama.

Lihat India! Sebelum virus Corona ikut mewabah di sana, telah terjadi kerusuhan berbau agama. Ditambah kasus "kumpul ramai-ramai" ini, makin menjadilah kerusuhan itu. Siapa yang bertanggung jawab jika sudah begini?

Menarik apa yang diucapkan salah seorang bapak, ketika datang bersama polisi dalam rangka mencegah penyelenggaraan Jumatan di sebuah masjid. "Kalau bapak-bapak dari sini tertular, kemudian menularkan tetangga, lalu tetangga itu meninggal. Bapak bertanggung jawab di hadapan Allah!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun