Karena dampak buruk orang-orang munafik sangat besar, sehingga dalam surah al-Baqarah saja, bahasan tentang munafik melebihi banyaknya pembahasan tentang mukmin dan kafir.
Tak main-main ganjaran yang Allah beri pada kaum munafik; dasar neraka. Jadi daripada menyebut si ini atau si itu bakal jadi kerak neraka. Mending berusaha agar diri sendiri tak masuk golongan itu. Lebih masuk akal kan?
Mempermalukan Agama
Bagaimana jika disebut bukti kurang ilmu, bukti tak peduli keselamatan orang lain, atau bukti kerasnya hati? Sst, jangan ikut-ikutan memvonis!
Alhamdulillah, menurut keterangan wali kota, ybs segera dijemput paksa untuk diobati di rumah sakit. Bersyukurlah dia tinggal di Indonesia, dipaksa untuk diobati. Coba kalau di Korea Utara!
Belakangan, baik skala kota maupun provinsi, jumlah yang positif Covid19 melonjak naik. Lebih dari tiga per empatnya, adalah klaster Gowa. Ini pula yang membuat banyak warganet setempat menggerutu.
Yang tadinya optimis dengan wudu dan zikir, pada akhirnya tergoyahkan oleh fakta di depan mata. Satu orang pulang dari Sulsel sana, bawa pulang "oleh-oleh" untuk keluarga, bahkan rekan kerja pasangannya.
Orang yang tak begitu paham duduk persoalan tentu mudah saja mengindetikkan kelompok tertentu pada kelompok lain yang menurutnya sama.
Lihat India! Sebelum virus Corona ikut mewabah di sana, telah terjadi kerusuhan berbau agama. Ditambah kasus "kumpul ramai-ramai" ini, makin menjadilah kerusuhan itu. Siapa yang bertanggung jawab jika sudah begini?
Menarik apa yang diucapkan salah seorang bapak, ketika datang bersama polisi dalam rangka mencegah penyelenggaraan Jumatan di sebuah masjid. "Kalau bapak-bapak dari sini tertular, kemudian menularkan tetangga, lalu tetangga itu meninggal. Bapak bertanggung jawab di hadapan Allah!"