Saya menulis ini agar yang sempat kelimpungan cukup saya atau segelintir orang saja.^^
Begitu Netflix tak diblokir lagi oleh Grup Telkom, saya sebagai pelanggan Indihome girangnya bukan main. Saya sudah berpuasa Netflix selama 2 tahun sejak balik kampung ke negeri sendiri.Â
Begitu pulkam, saya langsung pasang Indihome untuk ber-wifi ria. Namun, kuciwa juga karena dulu tak sempat cari info bahwa Netflix tak bisa diakses lewat Indihome.Â
Namun, sudah kepalang jadi pelanggan Indihome karena inilah satu-satunya provider yang lewat di lingkungan kampung saya, maka ya sudahlah bersabar dan ternyata kesabaran saya tak terasa sudah 2 tahun lamanya.Â
Singkat cerita, setelah selama 2 tahun itu, saya terus kucing-kucingan nonton film-film asyik lewat platform "haram"-- yup, a  a bit of confession- pengakuan dosa!
Bak pucuk dicita ulam tiba, the greatest news during pandemic tiba-tiba muncul. Netflix telah bisa diakses lewat Indihome. Nikmat apalagi yang bisa saya dustakan.Â
Singkat cerita, semua berita tentang Telkom mau akur sama Netflix tak lepas dari pandangan saya. Apa pun saya baca. Akhirnya, hari itu datang juga. Bukan lagi desas-desus, tapi fakta yang asyik.
Lebih asyiknya lagi, kita bisa langganan Neflix pakai kartu debit (KD). Yup, sama seperti yang saya lakukan saat dulu masih tinggal di negeri K dulu. Tak perlu punya kartu kredit (KK) pun, saya bisa berlangganan Netfix dan beli ini itu online tanpa ribet.Â
Hari yang saya tunggu pun datang. Dengan KD dari bank A di tangan, saya pun mendaftar jadi anggota Netflix lewat situsnya dengan girangnya. Semua proses A hingga X telah saya lakukan. Tinggal proses Y dan Z saja, alias memasukkan data nomor KD dan konfirmasi lewat telepon.Â
Namuuuuuun......berulang-ulang saya masukkan, nomor KD saya ditolak. Saya masukkan lagi, ditolak lagi. Hmm gemes dan kesal.
Saya tunggu beberapa saat, beberapa jam saya ulangi lagi, ditolak lagi.
Besoknya saya coba lagi, ditolak lagi.
Ada apa ya? Kenapa ya? Padahal sudah benar memasukkan nomornya dan banknya juga salah satu bank terkece lho di negeri kita. Mengapa tetap tak bisa? Saya pun cari alasannya di situs-situs dan tanya langsung ke banknya. Jawabnya, tak ada masalah dengan kartu saya. Hmmm. Berarti seharusnya bisa?
Saya pun berpikir, mungkin karena KD saya bukan GOLD atau PREMIUM, masih kelas kampungankah?
Akhirnya, saya sengaja ke bank A untuk GANTI KD. Saya naikkan alias upgrade dikit. Mungkin yang kampungan kagak boleh icip-icip Netflix.Â
Saat di teller pun saya terus terang bahwa alasan saya mengganti adalah agar saya bisa jadi anggota Netflix. Mbak  customer service-nya pun mengangguk-angguk tanda paham masalah saya. Oh, berarti ada kesempatan dan mungkin itu satu-satu caranya. Ingat: upgrade KD itu berarti biaya iuran per bulan bertambah juga.
Langsung saat itu saya mendapatkan KD saya yang baru. Wah, senangnya.
Mohon diketahui bahwa demi sebuah KD yang bisa diakui Netlix, saya rela berdobel-dobel masker untuk antri di bank di tengah pandemi. OMG sampai segitunya ya.
Di rumah setelah beberapa jam setelah aktif KD yang baru itu, langsung saya masuk lagi ke situs Netflix dan mengulang proses A sampai X. Tinggal Y dan Z saja. Deg-degan.Â
................................................................................
Tiba-tiba....sama saja. KD saya tetap ditolak. Malah saya disarankan untuk bertanya ke bank saya untuk menanyakan apakah ada masalah. Lho.Â
Saya pun akhirnya langsung kontak ke Netflix langsung dan sempat live chat dengan customer servicenya yang sepertinya memang bukan di Indonesia. Intinya: saya diminta untuk menunggu 24 jam untuk mencobanya lagi. Berarti dia juga tak tahu ada apa dengan kartu saya.
..............................................................................
24 jam telah berlalu dan saya pun ulangi lagi proses A hingga X. Well, you guessed it. Yup, DITOLAK LAGI.
Saya pun akhirnya give up dan sempat berpikir, 2 tahun saya tak lihat Netflix juga tak masalah. Hidup juga normal dan tetap ada situs-situs haram juga banyak menawarkan berbagai film yang malah punya film-film non-Netflix. Itulah yang masuk ke pikiran saya.
Namun, entah mengapa, keinginan untuk menikmati Netflix dengan kualitas suara yang bagus dan gambar yang jernih dan bebas iklan...terus menjawil-jawil diri ini.
Saya pun tergoda untuk cari tahu ada tidaknya orang-orang yang bermasalah persis dengan saya.Â
Akhirnya saya baca ada bank B yang punya jenis KD yang bisa dipakai untuk Netflix.
Singkat cerita lagi: saya pun rela harus antri datang ke bank B untuk membuka rekening. OMG...demi Netflix, saya sengaja buka rekening di bank lain. Terus terang, saya langsung to the point saja saja sama mbaknya di customer service terkait alasan saya mengapa saya ingin buka rekening.Â
"Mbak, saya dengar KD di bank ini bisa dipakai untuk bayar Netflix. Jadi, saya ingin pastikan bahwa itu benar!" saya tak mau rugi dan sia-sia sudah berkorban waktu dan tenaga, eh tak bisa dipakai juga. Kan sama saja bohong.
Mbak Customer Service-nya pun memastikan ke teman sebelahnya dan setelah bincang-bincang dan berdiskusi, dia mengatakan benar bahwa KD bank itu bisa dipakai untuk membayar anggota Netflix.Â
Phew, lega hati saya.
Prosesnya tak lama. Mungkin sekitar 1 jam saya ada di bank itu dan akhirnya....WOW..ajaib. Saya punya KD bank baru bahkan saya punya mobile bankingnya segala.
Puas? iya. Hepi? iya.
Singkat cerita lagi: Setelah beberapa jam, saya pun langsung mengisi saldo KD baru itu dan saya siap mendaftar lagi di situs Netflix.
Semua proses dari A hingga  X saya lakukan.Â
................................................................................
D-I-T-O-L-A-K Â LAGI
KALI INI dengan tulisan bahwa KD yang saya gunakan ada kesalahan. Itu pesan yang saya terima.
OMG. What did I do wrong?
Katanya KD ini bisa dan lagi-lagi ini juga bukan KD yang kampungan menurut saya.
Ini KD dari salah bank yang terkece juga di negeri ini.
Saya sudah menghabiskan waktu dan energi untuk ini dan akhirnya saya selama 1 minggu tidak mau lagi menyentuh apa pun yang berkaitan dengan Netflix. Life went on as usual. haha....mimpi untuk punya Netflix saya pendam dalam-dalam alias puasa lagi.Â
Namun, saya membaca berita bahwa film-film Indonesia seperti "Imperfect" dan rencana film "Guru-Guru Gokil" pun akan masuk ke jaringan Netflix! Belum lagi seabrek film lain pun ada di Netflix. Film-film serial baru seperti The Umbrella Academy, Stranger Things, serial Dark dll pun ada di Netflix. Sempat nonton lewat situs haram tapi tidak puas karena merasa bukan begitu seharusnya.
Makanya, beberapa hari lalu, niat untuk jadi anggota Netflix pun muncul lagi.
Hingga tiba-tiba ada teman yang menyarankan agar saya pakai kartu debit dari bank N.Â
Saya awalnya tak percaya namun setelah baca-baca review ternyata memang benar, KD dari bank N ini bisa dipakai untuk jadi anggota Netflix.Â
Lebih asyiknya lagi, saya ternyata hanya mendaftar lewat daring melalui hape dan saya pun bisa live chat dengan pihak banknya tanpa harus datang ke banknya secara fisik. Berarti saya tak harus antri di ruangan ber-AC di bank selama beberapa waktu untuk bikin kartu ini.Â
Wow...dunia berubah.Â
Tak ada 5 jam semenjak saya menyatakan diri jadi nasabah bank N ini, saya akhirnya punya KD yang ajaib.
Kartunya secara fisik sampai saat saya menulis ocehan ini, belum saya terima. Namun, kartu debit virtual saya dengan nama saya dan informasi saya telah saya punyai.....dan itu bisa dengan mudahnya saya gunakan untuk menjadi anggota Netflix.
Ya, KD bank N ini telah mewujudkan impian saya untuk meneruskan proses Y dan Z untuk jadi member Netflix.
So....kalau sudah kayak gini, who should I thank to?
Terima kasih pada Indihome yang sudah buka blokir Netflix?Â
Terima kasih pada bank N yang akhirnya jadi satu-satunya penyelamat saya untuk bisa berhasil jadi anggota Netflix?
hmmm....yang pasti....kali ini, seperti dalam judul ocehan saya, nampaknya Netflix dan Indihome (Telkom) itu baru sebatas tunangan yang saya kog khawatir sewaktu-waktu bisa nggak jadi lanjut ke pelaminan alias nikah.
Kalau mereka saat ini sudah nikah, pasti semua sudah jelas dan tak perlu saya jadi gemes dan geram melewati proses-proses ribet jadi anggotanya.
Karena: ini dia TWIST-nya: kedua bank pertama yang saya punyai KD-nya mungkin TIDAK atau BELUM mempercayakan pada Netflix untuk menarik uang nasabah secara langsung sebagai iuran anggota Netlix??? Hmmm, mungkin belum ada kerjasama antara mereka?
Saya yang orang kampungan ini tak paham ada apa di balik ini.
Namun, iklan Netflix yang bisa dibayar pakai kartu debit sepertinya masih misleading. Ya sungguh misleading karena TIDAK SEMUA atau BELUM SEMUA kartu debit yang dikeluarkan oleh bank-bank di negeri ini diterima oleh Netflix atau mungkin belum punya kerjasama juga.
Jadi, ternyata ribet juga. Ternyata di balik tunangannya Telkom Grup dan Netflix, masih banyak keluarga-keluarga lain (bank-bank) di negeri ini yang juga perlu diajak rembugan juga.
Sebagai konsumen sih, saya sempat pusing mengapa ini terjadi?
Padahal, saat saya di tinggal di negeri lain, kartu debit (bukan Kartu kredit) saya pun bisa dipakai untuk macem-macem dan dipercaya.
Atau masih ada masalah dengan TRUSTÂ dengan KD yang ada di negeri kita?
Wah..itu jadi topik ocehan lain^^
Anyway, saya sekarang sudah bisa menikmati layanan Netflix dan senang karena banyak film anak negeri sendiri yang diberi tempat di Netflix.
Banyak film Indonesia yang belum sempat saya tonton, akhirnya bisa saya tonton di Netflix.
Belum lagi, banyak hal menarik yang bisa saya nikmati.Â
Hmmm...bahan untuk review film semakin banyak nih^^
Semoga tunangan ini berlanjut ke pernikahan.^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H