Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Film

Catatan Setelah Binge-Watching "Love, Victor"

18 Juni 2020   22:46 Diperbarui: 19 Juni 2020   17:06 4051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mana ada komunitas yang semuanya bisa menerima?

Jawabannya tentu saja tidak ada dan LV melukiskannya dengan enak dan mulus.

Lagi-lagi, buktinya 6 jam binge-watching tak terasa.

Namun, sebelum kulanjutkan tulisan tentang LV, saya ingin membuat pernyataan bahwa walaupun film "Love, Simon" terkesan glossy atau dibumbu-bumbui agar terlihat enak ditonton, saya tetap senang karena bisa jadi film itu telah ditonton jutaan remaja yang mungkin merasa terwakili dan merasakan adanya harapan bahwa menjadi diri sendiri dan menerima diri sendiri itu jauh lebih baik daripada merasa terkucilkan atau lebih parahnya.....memilih untuk bunuh diri. Naudzubillah min dzalik. Jadi, jika pesan sebuah film bisa sampai menyelamatkan nyawa, itu sudah pengaruh yang luar biasa.

So, back to Victor in LV.

Di drama seri LV ini, kehidupan seorang remaja laki-laki bernama Victor yang berusia 16 tahun dan baru SMA kelas 1 itu memang pas bila dibilang bak rollercoaster yang kadang-kadang Taman Temanya ngadat dan berhenti di tengah-tengah dan dia dibuat menggantung...hingga beberapa saat. Bersyukur bila pihak Taman Temanya sigap memperbaiki kekacauan. Jika tidak? Dia seakan hidup dalam life-changing moment atau dangling in limbo atau bahkan cemas karena tak tahu bagaimana nasibnya setelahnya.

Parahnya(?)...sedihnya(?)...untungnya(?).... rollercoaster yang dia tumpangi itu ndilalah....kog yao....kebetulan ditumpangi bersama dengan ibu, bapak, adik perempuan, adik laki-laki, kakek, nenek, teman-teman akrab dan teman-teman sok jagoan dan tentu saja dua orang idaman hati, baik yang disimpan dalam hati saja maupun hanya dilihat lewat hati. Jadi, semua masalah jungkir-balik bersama-sama.

Terlihat kacau? Yup. Seperti itulah.

Namun, syukurlah...seri 10 episode itu benar-benar pengalaman naik rollercoster yang menakjubkan. Bahkan, saya ingin binge-watching lagi semua episodenya...dan siap-siap naik coaster itu lagi.

It's that good.

Jadi, selama binge-watching 10 episode LV, yang terasa adalah ecstasy, euforia, sekaligus kesedihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun