Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Film

Catatan Setelah Binge-Watching "Love, Victor"

18 Juni 2020   22:46 Diperbarui: 19 Juni 2020   17:06 4051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Everybody Has Problems & There's No Such Thing as A Picture Perfect Glossy Life

"Screw you!" 

"Screw you for having the world's most perfect, accepting parents, the world's most supportive friends. Because for some of us, it's not that easy."

 Wow. Itulah monolog pembuka yang membuat saya langsung kesengsem dengan "Love, Victor"--sebuah seri 10 episode yang gres tayang tadi malam. Itulah gambaran jujur yang kulihat dan kunikmati selama hampir 6 jam binge-watching  romcom/dramedy/dragedy(?) yang sudah saya tunggu sejak beberapa bulan lalu. "Love, Victor" adalah sebuah spin-off dari film tahun 2018 yang berjudul "Love, Simon".

Bagi yang tahu film apa itu, pasti tahu. Bagi yang tak tahu, film "Love, Simon" secara singkat menyinggung tentang isu LGBTQ+ yang berani diangkat sebagai sebuah film romcom oleh studio besar dan diedar secara luas di bioskop. Tak sampai di Indonesia memang. Namun, bukan berarti tidak ada cara untuk bisa menikmatinya.

Sementara itu, drama 10 episode "Love, Victor" aka LV ini merupakan drama yang mengangkat tema yang mirip, namun isinya penuh dengan berbagai macam vitamin baru yang menambah kurangnya vitamin di film "Love, Simon". Memang film "Love, Simon" kurang vitamin? Hmm, it is in such a way. Bagus sih, tapi sepertinya film itu lebih menggambarkan kehidupan yang benar-benar glossy dan seakan-akan semua akan indah pada masanya.

Jika di film "Love, Simon", kisah coming out yang dilukiskan oleh tokoh Simon terasa agak-agak mulus dan romantis karena dia tinggal dalam sebuah keluarga yang lumayan liberal dan so understanding and so accepting. Tidak untuk tokoh Victor Salazar dalam drama 10-episode LV, karena keluarganya tergolong atau terlihat tidak seliberal keluarga Simon dan itu bisa mempengarungi kecilnya kemungkinan coming out dari Victor.

Makanya, ungkapan "Screw You" yang diucapkan Victor lewat pesan pribadi ke Simon adalah hal yang benar-benar menggelikan dan menggelitik dan itu cukup untuk membuat saya tertarik hingga sekitar 6 jam selesai in one sitting nonton 10 episode.

Itulah vitamin yang saya maksudkan yang akhirnya ada dalam drama LV.

Mana ada kehidupan yang sempurna?

Mana ada keluarga yang semuanya bisa menerima?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun