Saat mendengar syair ini mulai dilantunkan oleh empat anak muda dengan petikan gitar yang syahdu,iringan biola yang bikin baper pemumpang dan tabuhan dram  yang membawa alam penumpang serasa di café serta  vokalisnya yang senantiasa senyum dan menundukkan kepala saat beradu pandang dengan penumpang yang takjub dengan penampilan mereka, apakah tega jika kita hanya memberi seribu dua ribu dengan usaha dan kwalitas seni yang mereka sajikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!