Ia terus berusaha mencari peluang untuk melakukan investasi sehingga tak heran jumlah kekayaannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Saat akan melakukan pembelian, ia juga tak mau terburu-buru. Ia selalu menantikan waktu yang tepat dan saat itu tiba, ia akan melakukan pembelian dalam jumlah yang sangat besar.
Buffett senang menggunakan analogi permainan bisbol. Ia mengatakan, pemukul yang baik tak akan memukul semua bola yang datang. Ia akan menunggu sampai tiba momen yang paling tepat dan saat itulah ia akan memukul sekuat-kuatnya.
Demikian halnya, Buffett juga tak mau terburu-buru menjual saham yang sudah dimilikinya. Rata-rata saham yang dimiliki Bufffett saat ini sudah dimiliki sejak puluhan tahun lalu dan belum pernah dijual sama sekali.
Saat pasar saham sedang panik dan turun, ia juga tak mau ikut-ikutan menjual kepemilikan sahamnya. Ia selalu bersabar dan yakin bahwa bila perusahaan yang dimilikinya adalah perusahaan yang bagus, cepat atau lambat kondisinya akan segera pulih kembali.
Prinsip kesabaran ini kelihatannya mudah namun terkadang sangat sulit diterapkan. Lo Kheng Hong bilang, kesabaran itu proses pembelajaran seumur hidup dan ujiannya terkadang datang secara dadakan.
Faktor kesabaran itu juga yang bisa menjelaskan bahwa meskipun strategi investasi Buffett sangat sederhana, namun ternyata tak banyak orang yang bisa meniru. Â
***
Jambi, 5 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H