Kesederhanaan tesis investasi Buffett juga sebenarnya sangat masuk akal. Ia berulangkali menekankan perbedaan antara harga dan nilai "Price is what you pay, value is what you get", katanya.
Ciri investor saham yang sukses akan selalu mencari saham perusahaan berkualitas baik dan membelinya di harga yang sangat murah, murah atau minimal wajar. Logika sederhananya, bila sudah melakukan itu, bukankah sebenarnya risiko kita sebagai investor menjadi sangat minim?
Kapan saham bisa dijual sangat murah? Saat mayoritas pelaku pasar saham sedang ketakutan. Saat situasi sedang tidak menentu, terjadi krisis atau seperti saat Covid-19 kemarin, banyak saham dijual di harga yang sangat murah karena para pelaku pasar saham sangat ketakutan seolah-olah itu pertanda kiamat sehingga mereka berlomba-lomba menjual sahamnya.
Buffett selalu mengajarkan, takutlah saat orang lain tamak dan tamaklah saat orang lain takut. Artinya, kita tak boleh ikut-ikutan dengan situasi kepanikan di pasar saham. Penting untuk selalu tenang dan berpikiran rasional.
Penurunan pasar justru menjadi pertanda yang sangat baik untuk melakukan pembelian. Sebaliknya saat pasar sedang euforia, investor yang bijak justru sudah harus sangat waspada dan kalau perlu segera lakukan penjualan. Â
Buffett juga selalu mengingatkan dua peraturan yang sangat penting pada para investor. Saat berinvestasi di pasar saham, peraturan pertama adalah jangan pernah kehilangan uangmu. Peraturan kedua, jangan pernah lupakan peraturan pertama. Â
Kedua, kesabaran
Jawaban Buffett atas pertanyaan Bezos diatas, bila kita resapi secara mendalam sebenarnya ia sekaligus hendak mengatakan bahwa kebanyakan orang memang tidak sabaran.
Prinsip pembelajaran investasi Buffett sendiri justru sangat menekankan tentang pentingnya kesabaran dalam banyak hal.
Kesabaran untuk terus belajar serta membaca laporan perusahaan, kesabaran menunggu waktu yang tepat untuk melakukan pembelian, hingga kesabaran menunggu saat yang tepat untuk melakukan penjualan.
Buffett meskipun sudah memiliki kekayaan dalam jumlah yang sangat besar, namun dirinya tak pernah berhenti belajar. Dengan sabar dan tekun, setiap hari ia menghabiskan waktu rata-rata 8 jam sehari untuk membaca. Itu dilakukannya secara konsisten selama berpuluh-puluh tahun.