Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Silicon Valley Bank (SVB) Ambruk, IHSG di Ujung Tanduk?

12 Maret 2023   22:20 Diperbarui: 13 Maret 2023   07:21 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi SVB (reuters)

Pasca kabar buruk SVB, keadaan bisa berbalik. Rasa optimis yang biasanya dimiliki para investor malah berubah menjadi pesimis atau minimal lebih menahan diri sambil mengamati situasi (wait and see).

Lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan rencana otoritas bursa baru-baru ini yang ingin mengembalikan sistem bursa saham kembali ke masa sebelum Covid-19. Sebagai pengingat, bursa saham sempat membuat kebijakan kenaikan/penurunan harga saham yang tidak simetris sebagai upaya mencegah harga saham/IHSG anjlok parah.

Sebagai ilustrasi, saham A dibatasi kenaikan harga sahamnya sampai maksimal 25 % dalam sehari. Namun untuk penurunannya, saham tersebut dibatasi hanya sampai 6 %. Saat menyentuh batas-batas tersebut, maka transaksi jual-beli secara otomatis terhenti.

Dengan demikian saat normalisasi sudah diberlakukan, penurunan harga saham maksimal bukan lagi 6 %, melainkan 25% juga dalam sehari sama seperti batas kenaikan harganya alias simetris.

Kembali lagi, pasca ambruknya SVB dan bayang-bayang bakal terulangnya krisis global 2008/2009, apakah otoritas bursa akan tetap maju dengan rencana tersebut atau justru menunda?  

Peluang (?)

Andai krisis benar-benar terjadi dan IHSG turun dalam lagi seperti tahun 2008/2009, apa yang bisa dilakukan investor saham? Apakah harus ikut-ikutan panik dan berlomba menjual saham yang dimiliki?   

Para investor legendaris dunia seperti Warren Buffett atau investor tenar di tanah air yaitu Lo Kheng Hong justru punya pendapat berbeda. Mereka justru senada mengatakan saat-saat terjadinya krisis dan turunnya harga saham secara signifikan bukanlah masalah, melainkan bisa menjadi peluang besar.

Saat krisis dan kepanikan, harga-harga saham biasanya akan terjun bebas. Saat itulah investor yang bijak dan mampu bersikap tenang, bisa mengambil kesempatan dengan membeli saham-saham perusahaan bagus di harga paling murah.

Faktanya bahwa IHSG sudah melewati berbagai krisis misalnya akibat krisis ekonomi 1998/1999 dan 2008/2009. Bahkan saat Covid-19 sedang melanda, IHSG juga ikut-ikutan turun sampai ke level terendah.

Harus diingat bahwa kepanikan yang menimbulkan penurunan tersebut tidak akan permanen. Sesudahnya, IHSG akan kembali pulih dan menyentuh angka-angka tertingginya. Berbahagialah mereka yang mampu bersabar dan tidak ikut-ikutan panik menjual saham di saat krisis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun