Berita buruk datang dari Amerika Serikat. Silicon Valley Bank (SVB), salah satu bank terbesar di negara Paman Sam tersebut, dikabarkan kolaps. Bank yang dikenal sebagai pemberi pinjaman utama pada startup ini padahal sudah berdiri sejak 1983.
Sebelum dinyatakan ambruk, SVB sempat mengumumkan rencana mengumpulkan dana sebesar US$ 2,25 miliar untuk menambah modal. Rencana itu terpaksa dilakukan karena banyaknya klien mereka yang tiba-tiba menarik simpanan.
Kabar tentang ambruknya SVB ini dengan cepat menyebar ke penjuru dunia. Bayang-bayang bakal terjadinya krisis global tersaji lagi di depan mata. Memori masyarakat global kembali diingatkan krisis tahun 2008. Kolapsnya SVB bahkan dinilai sebagai kegagalan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008/2009. Â Â Â Â Â Â Â
Sebagaimana diketahui, krisis keuangan global tahun 2008/2009 menyeret AS dan dunia ke dalam jurang resesi. Krisis yang ditandai dengan ambruknya Lehman Brothers, institusi finansial di AS yang sudah beroperasi lebih dari 100 tahun.
Kabar ambruknya SVB ini menjadi tantangan tersendiri mengingat dunia belum bisa dikatakan benar-benar pulih pasca dihantam badai Covid-19. Sektor ekonomi rata-rata masih mengalami kelesuan. Bank sentral di masing-masing negara bahkan harus beradu pintar untuk mengutak-atik kebijakan agar bisa bertahan di kondisi yang tidak menentu seperti sekarang. Â Â Â Â
IHSG di ujung tanduk?
Berita-berita buruk semacam ini jelas paling tidak disukai para pelaku pasar modal di manapun, termasuk di tanah air. Bursa saham dikenal sangat sensitif bahkan cenderung reaktif terhadap berbagai isu/berita yang terjadi di tingkat nasional dan global.
Tak heran di beberapa media sosial termasuk komunitas-komunitas investor sudah mulai muncul pertanyaan serta dijadikan pembahasan mengenai seberapa besar dampak ambruknya SVB terhadap IHSG.
Bursa saham kita sebagaimana diketahui dalam beberapa waktu belakangan ini bisa dikatakan masih belum kemana-mana, bahkan cenderung mengalami penurunan. Setelah sempat menyentuh angka tertinggi 7000 akhir tahun lalu, kini IHSG ada di level 6765. Â Â Â
Awal-awal tahun seperti saat ini biasanya menjadi salah satu momentum kenaikan IHSG karena adanya sentimen pembagian dividen. Para investor biasanya diliputi rasa optimis dan keberanian yang tinggi untuk membeli saham karena adanya harapan mendapat dana segar dari dividen dalam waktu singkat.