Persoalannya, sebagian orang masih ada yang menjadikan pasar saham ibarat kasino alias arena judi. Mereka berharap bisa mendapat untung besar dalam waktu singkat. Caranya, mereka hanya ikut-ikutan membeli saham yang dianggap bisa naik tinggi dengan cepat.
Mereka tak mau pusing untuk lebih dulu belajar mengenali calon perusahaan yang akan dibeli. Mereka tak peduli lini bisnis yang dikerjakan perusahaan. Apakah perusahaan sedang dalam posisi rugi atau untung? Tak juga pusing apakah perusahaan itu dikendalikan orang-orang berkompeten dan berintegritas atau tidak?
Yang terpenting adalah mereka melihat ada potensi harga saham perusahaan tersebut bisa "terbang" dan menghasilkan keuntungan. Hatinya sudah diliputi keserakahan dan cenderung mengabaikan rasionalitas. Saat sudah "nyangkut" baru menyesal. Tapi, apakah ada gunanya?
Terakhir, pesan untuk siapapun yang mungkin baru mulai tertarik untuk berinvestasi saham. Selain menyiapkan uang/modal untuk membeli saham, sangat disarankan juga untuk menyiapkan mental dan "mindset" yang benar sebagai seorang investor.
***
Jambi 18 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H