Fakta menunjukkan masih ada stereotip yang mengatakan bahwa peran perempuan selalu identik dengan kegiatan nonekonomi, yaitu mengurus rumah tangga (anak dan suami). Sampai-sampai memunculkan stigma, bila perempuan bekerja maka keluarga akan sengsara.
Inklusi keuangan jelas tidak menghadirkan ruang-ruang diskriminasi semacam itu. Inklusi keuangan tidak bersifat eksklusif apalagi bias gender. Perempuan sebagaimana laki-laki berhak untuk mengaksesnya. Perempuan dan laki-laki sama pentingnya, sama berharganya.
Situasi pandemi yang terjadi saat ini memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya peran perempuan khususnya dalam hal ketahanan ekonomi keluarga.Â
Ada banyak kisah ketika suami terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga tidak bisa menafkahi keluarga, maka isterinya yang segera mengambil alih peran tersebut dengan bekerja dan berusaha semampunya.
Suami dan isteri lalu bertukar sekaligus berbagi peran. Isteri yang berusaha mencari nafkah dan suami yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan baru terpaksa harus tinggal di rumah. Apakah ada yang salah? Kondisi tidak normal seperti yang terjadi saat ini tentu saja sangat memungkinkan hal-hal semacam itu bisa terjadi. Â Â
Prinsip dasar literasi dan inklusi keuangan adalah mendorong masyarakat untuk bisa mengakses layanan jasa keuangan yang tentunya berguna untuk meningkatkan kesejahteraan. Secara garis besar, layanan jasa keuangan dimaksud adalah: bank, non bank (misalnya asuransi, pergadaian, dll) dan pasar modal (misalnya investasi saham).
Dengan kata lain, layanan jasa keuangan yang disediakan oleh negara sebenarnya bukan sekadar pinjaman/kredit di bank. Masyarakat bisa mengakses layanan jaminan kesehatan, persiapan hari tua dan sebagainya melalui asuransi. Atau bisa mengembangkan jumlah aset yang dimiliki dengan cara berinvestasi di pasar modal.
Pasar modal bisa dikatakan produk jasa keuangan yang masih kurang dipahami dan disentuh oleh publik. Tingkat literasi masyarakat kita tentang pasar modal dan produk-produk yang ditawarkan masih sangat minim.Â
Salah satu contoh adalah saham. Sampai hari ini ternyata masih banyak yang keliru dalam memahami instrumen investasi ini. Banyak yang menyebut saham sebagai judi.
Padahal faktanya, saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan publik yang menghasilkan produk-produk di sekitar kita. Saham juga merupakan salah satu instrumen investasi yang menjanjikan imbal hasil yang besar, meskipun tentu saja risikonya juga besar.Â
Bila mau meluangkan sedikit saja waktu untuk belajar dan mencari tahu, investasi saham merupakan investasi legal dan resmi yang sangat lengkap payung hukumnya.