Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Inspirasi Grameen Bank: Akses Keuangan untuk Perempuan

5 November 2020   11:47 Diperbarui: 5 November 2020   12:03 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian dan pendiri Grameen bank (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)

Bila kebanyakan bank beroperasi di kota, Grameen Bank justru memilih di desa. Bila semua bank mengharuskan adanya jaminan sebelum meminjam, Grameen Bank tidak. 

Semua bank lebih menyukai nasabah yang kaya, Grameen Bank justru lebih menyukai nasabah yang miskin untuk diberdayakan. Selanjutnya yang tidak kalah penting, bila mayoritas bank menyasar segmen laki-laki, Grameen Bank justru menyasar segmen perempuan.       

Inklusi bukan eksklusif

Tingkat literasi dan inklusi keuangan di negara kita sepertinya masih terus menjadi tantangan. Meski survei terakhir menunjukkan adanya peningkatan, tapi tetap dianggap belum memuaskan.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, indeks literasi keuangan nasional mencapai 38,03 persen. 

Angka tersebut meningkat bila dibandingkan hasil survei OJK tahun 2016 yang hanya di kisaran 29,7 persen. Sementara itu indeks inklusi keuangan sebesar 76,19 persen. Angka tersebut juga meningkat bila dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar 67,8 persen.

Mengapa capaian dan peningkatan tersebut masih belum memuaskan? Kita gunakan logika sederhana. Indeks literasi keuangan nasional yang mencapai 38,03 persen bukankah menunjukkan bahwa masih ada lebih dari separuh jumlah penduduk kita yang masuk dalam kategori belum melek literasi keuangan? Separuh dari jumlah penduduk kita, bukankah itu mencerminkan angka yang sangat besar?

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen dan/atau Masyarakat mendefenisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Sedangkan inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan/atau layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Berbicara soal inklusi keuangan dikaitkan dengan perempuan, hasil survei SNLIK 2019 juga menunjukkan berdasarkan gender, tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan perempuan adalah masing-masing sebesar 75,15 persen dan 36,13 persen. Masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan pria yaitu sebesar 77,24 persen dan 39,94 persen.

Bila mengacu data diatas, tentu saja inklusi keuangan perempuan negara kita tidak separah yang dihadapi Yunus di Bangladesh. Namun sekali lagi, data statistik itu tidak lantas membuat kita berpuas diri dan berpangku tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun