Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Kegentingan Memaksa, Alasan Menunda Pilkada

21 September 2020   00:10 Diperbarui: 21 September 2020   07:49 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, situasi yang kita alami saat ini adalah situasi yang genting. Ketika vaksin virus masih belum ditemukan, penyebaran virus pun semakin sulit dikendalikan. Pemerintah memang harus segera membuat keputusan penting. 

Dalam situasi genting saat ini, salah satu keputusan penting yang mendesak untuk segera diambil adalah terpaksa harus menunda pelaksanaan pilkada.

Dampak penyebaran virus Covid-19 bukan main-main. Hampir seluruh negara di dunia sudah merasakannya. Dari sisi penanganan, bahkan negara yang sempat mengklaim sudah berhasil mengatasinya, ternyata bisa mengalami "serangan" kedua.

Dari sisi ekonomi, sudah banyak negara termasuk negara maju dan punya fundamental ekonomi yang kuat tapi akibat Covid-19 akhirnya mengalami resesi. Indonesia juga hampir pasti akan segera mengalami kondisi serupa.

Menjadi pertanyaan besar, apakah pemerintah kita mampu melihat kegentingan yang sama? Ataukah masih tetap memaksakan pelaksanaan Pilkada dengan segala risikonya?

Dari salah satu Staf Khusus Presiden, tersiar kabar pemerintah saat ini sedang menyiapkan rancangan Perppu tentang Pilkada. Biasanya, Perppu dikeluarkan dengan alasan dalam kondisi kegentingan yang memaksa. Apakah itu berkaitan dengan penundaan Pilkada? Semoga saja

***

Jambi, 21 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun