Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menanti Solusi Total Isu Tiket Pesawat Mahal

2 Juli 2019   23:23 Diperbarui: 3 Juli 2019   00:29 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini juga menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan secara total. Secara khusus maskapai Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan "pelat merah" milik pemerintah saat ini sedang dalam sorotan. Laporan keuangan yang disusun terus dipertanyakan.

Salah satu dampaknya, harga saham emiten bersimbol GIAA tersebut di pasar modal juga terus mengalami penurunan. Pada penutupan harga hari Selasa (2/7), harga saham GIAA berada pada angka Rp 378 per lembar sahamnya, turun 8 poin (-2.07 %) dibandingkan hari sebelumnya.

Aroma korupsi di tubuh maskapai kebanggaan tanah air tersebut juga kian kuat tercium setelah beberapa waktu lalu Direktur Utamanya pun sudah ada yang ditangkap karena diduga terlibat korupsi.

Solusi total memang dibutuhkan mengingat penggunaan transportasi udara saat ini sudah menjadi pilihan sekaligus kebutuhan banyak orang. Sebelumnya, konsumen sudah terbiasa dan rela bila harus membayar harga lebih mahal bila dibandingkan menggunakan moda transportasi darat/air. Namun, kenaikan harga yang dianggap tak wajar dalam beberapa waktu belakangan ini akhirnya membuat konsumen kian resah dan merasa keberatan.

Pemerintah harus segera merebut kembali kepercayaan rakyat. Jangan sampai pemerintah dianggap tidak becus atau gagal mengawal harga tiket pesawat yang semakin mahal dan tidak terjangkau.

Lagipula, pemerintah pasti tidak mau infrastruktur bandara udara yang sudah dibangun dimana-mana dengan menggunakan dana yang besar, lama-kelamaan akan menjadi sepi dan akhirnya menjadi bangunan "berhantu", bukan?     

***

Jambi, 2 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun