Ini juga menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan secara total. Secara khusus maskapai Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan "pelat merah" milik pemerintah saat ini sedang dalam sorotan. Laporan keuangan yang disusun terus dipertanyakan.
Salah satu dampaknya, harga saham emiten bersimbol GIAA tersebut di pasar modal juga terus mengalami penurunan. Pada penutupan harga hari Selasa (2/7), harga saham GIAA berada pada angka Rp 378 per lembar sahamnya, turun 8 poin (-2.07 %) dibandingkan hari sebelumnya.
Aroma korupsi di tubuh maskapai kebanggaan tanah air tersebut juga kian kuat tercium setelah beberapa waktu lalu Direktur Utamanya pun sudah ada yang ditangkap karena diduga terlibat korupsi.
Solusi total memang dibutuhkan mengingat penggunaan transportasi udara saat ini sudah menjadi pilihan sekaligus kebutuhan banyak orang. Sebelumnya, konsumen sudah terbiasa dan rela bila harus membayar harga lebih mahal bila dibandingkan menggunakan moda transportasi darat/air. Namun, kenaikan harga yang dianggap tak wajar dalam beberapa waktu belakangan ini akhirnya membuat konsumen kian resah dan merasa keberatan.
Pemerintah harus segera merebut kembali kepercayaan rakyat. Jangan sampai pemerintah dianggap tidak becus atau gagal mengawal harga tiket pesawat yang semakin mahal dan tidak terjangkau.
Lagipula, pemerintah pasti tidak mau infrastruktur bandara udara yang sudah dibangun dimana-mana dengan menggunakan dana yang besar, lama-kelamaan akan menjadi sepi dan akhirnya menjadi bangunan "berhantu", bukan? Â Â Â
***
Jambi, 2 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H