Ibunya Ocid memulai pertanyaan dengan bertanya?." Siapa ini, pak?", datar saja pertanyaanya
Bapaknya sangat gelisah dan sambil meminta maaf berkata,"ini ibu leni, dia istri siri bapak, sebenarnya kami sudah lama nikah, hampir tiga tahun, kami mohom ma'af, kami ingin memberitahukan tapi suasana belum memungkinkan, ibu leni juga masih keluarga dari Rani".
Ibunya Ocid tidak berkata banyak hanya terlihat matanya memerah hampr menangis, kemudian berkata," bapak seharusnya bicara dulu kepada ibu, termasuk izin dari ibu, walaupun izin dari anak pasti tidak mungkin, intinya bicara dulu",
"iya bu, bapak mahon ma'af sekali", jawab bapak Ocid.
Sementara madunya ibu Ocid hanya tertunduk lemas. Sambil mengatakan meminta maaf.Â
      Mereka orang tua yang sangat tahu etika, sedramatisnya apapun situasinya meraka tetap harus tenang, banyak orang yang lihat, jangan sampai mempermalukan diri sendiri dan keluarga. Subhanallah. Setenang situasinya, tapi ketiga orang itu pasti merasakan campur aduk perasaanya, gundah gulanda, terutama ibunya Ocid.
      Pulangnya ibunya tertidur, berharap ini hanyalah mimpi buruk. Ketika ia bangun ia pun menangis, beberapa saat kemudian ia panggil anak -- anaknya, alangkah terkejutnya fakta yang baru disampaikan oleh ibunya, rasa marah, kesal, benci menjadi satu.
Sambil menahan geram, kak Aryati kakaknya Ocid mengatakan, "pasti bapak diguna -- guna, tidak mungkin hal ini sampai terjadi, orang tidak tahu diuntung", sambil kak Aryati menyebut nama Rani istri kakaknya.
Sambil menahan tangisnya adiknya Ocid mengatakan,"bapak kok tega sama ibu, sama kita semua ".
"saya bisa menuntut mereka karena menguna - gunai bapak", saut kak Aryati
"tenang semua kita harus check semuanya, saya akan tanya Rani tentang masalah ini", kak Abdurahman berusaha menanangkan adik -- adiknya. Semuanya ada kecuali Ocid Â