Mohon tunggu...
Sinta IF
Sinta IF Mohon Tunggu... Administrasi - Hai

Halo, senang berjumpa di sini! :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Boleh Bertanya Dua Tahun Lagi

16 Januari 2016   01:44 Diperbarui: 16 Januari 2016   02:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Begitu ya?” ujarnya setengah tertawa, “baik kalau kamu tidak ingin bertanya. Kamu, apa kabar? Baik-baik saja?”

Aku tidak punya pilihan lain selain menjawab, ‘iya,’ dan anggukan kecil.

Meski sorot matanya tak lagi sama saat diamatinya aku menganggukkan kepala.

“Kamu membenciku?”

Aku tertegun. Spontan menghadapkan wajah ke arahnya. Dia masih menatapku dengan sorot muka yang tidak kumengerti.  Ada gestur lembut saat dia menatapku dengan binar mata bersahabat. Aku dibuat luruh, sarkatisku mencair.

“Kenapa bertanya begitu?”

“Who knows?”

Aku ingin berteriak ditelinganya keras- keras. Memakinya dengan kata ‘Bodoh!” berkali-kali. Dia sama sekali tidak perlu bertanya apa pun, termasuk menginterogasiku apakah aku membencinya atau tidak. Terlalu retoris.

Karena dia sudah pasti tahu bahwa bagiku membencinya adalah sesuatu yang mustahil. Sesuatu yang tidak mungkin bisa kulakukan, tanpa alasan.

“Bagaimana kuliahmu di sana?” aku mengganti pertanyaan basinya dengan topik yang lain. Mencairkan suasana.

“So far so good. Kamu sendiri yang bilang kan? Aku terlihat lebih baik sekarang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun