Ada yang disebut "herd immunity", yang artinya adalah bila kita membuat sekelompok besar orang misalnya 80% menjadi kebal dengan membrikan vaksinasi, maka sisa kelompok orang yang 20% meskipun tidak diberikan vaksin apapun, mereka akan tetap sehat tidak sakit karena terlindungi oleh mayoritas populasi yang telah menjadi kebal terhadap penyakit. Maka meskipun vaksin tidak bisa memberikan efektifitas proteksi yang 100%, kita tetap terlindung karena adanya efek herd immunity /kekebalan kelompok ini.
7. Lebih baik menunggu bayi berusia lebih tua baru diberikan vaksinasi
Jadwal Imunisasi telah dirancang sedemikian rupa dengan tujuan melindungi bayi dari serangan penyakit infeksi tertentu sesuai dengan usia bayi, jadi bila kita mengundurkan jadwal imunisasi, ada kemungkinan kita lolos memberikan vaksin untuk melindunginya dari penyakit yang sangat diperlukan bayi tersebut pada usia bayi disaat itu. Karena setiap jenis penyakit infeksi mempunyai pola masa infeksi tersendiri sesuai dengan usia bayi tersebut. Misalnya penyakit difteri-tetanus-pertusis mempunya angka infeksi tertinggi sewaktu bayi berusia sejak lahir hingga berusia sampai 2 tahun. Jadi kalau kita menunda vaksinasi bayi, berarti kita telah sengaja membiarkan bayi kita menghadapi resiko terkena penyakit infeksi yang seharusnya telah kita cegah dengan vaksinsi sesuai dengan jadwalnya. Lalu keuntungan apa yang akan kita peroleh dengan menunda jadwal vaksniasi bayi ?
Contoh konkrit penundaan jadwal vaksinasi, terjadi di Wisconsin, USA, terjadi kejadian luar biasa pertusis atau batuk rejan, dimana sebanyak 300 bayi berusia dibawah 1 tahun terkena penakit ini, diantaranya sebanyak 177 bayi berusia kurang dari 6 bulan, hampir 50% bayi dirawat dirumah sakit dan 3 bayi meninggal dunia. Dimana seharusnya bayi ini sudah kebal dengan penyakit pertusis atau batuk rejan bila mereka telah divaksinasi pada usia mereka sejak mereka berusia 2 bulan, sehingga cerita diatas bisa kita hindarkan.
8. Saya pernah sakit cacar air dan itu bukan penyakit yang harus ditakuti
Seperti beberapa penyakit infeksi masa kanak-kanak, maka penyakit cacar air bukan penyakit yang berat bagi anak-anak pada umumnya. Menurut Dr. Rennel. "Sebelum ada vaksin cacar air, banyak anak yang harus dirawat dirumah sakit setiap tahun karena komplikasi serius dari penyakit cacar air, seperti radang paru atau pneumonia dan infeksi kulit yang berbahaya karena luka cacar air terkontaminasi dengan kuman staphilococus, atau bahkan dengan kuman "necrotizing fasciitis" sejenis kuman yang membusukkan dan memakan daging manusia".
Jadi dengan memberikan vaksin cacar air akan menghindarkan bayi dan anak kita dari hal-hal buruk tadi, dan penyakit cacar air akan menjadi lebih serius bila terjadi pada anak yang telah berusia lebih tua karena komplikasinya.
9. Vaksin mengandung zat pengawet yang berbahaya bagi bayi dan anak
Sejak timbulnya kekuatiran tetnag hubungan thimerosal dengan kejadian autisme bayi, maka sejak saat itu hingga sekarang ini sudah banyak vaksin yang proses pembuatannya sudah tidak meggunakan thimerosal lagi. Thimerosal sebenarnya dipergunakan untuk mencegah kontaminasi bakteri kedalam kemasan vaksin yang dosis multiple, yaitu satu vial berisi 5 hingga 10 dosis vaksin.
Sebenarnya yang mempunya efek jelek terhadap sel neuron otak itu adalah methylmercury, yaitu bentuk logam berat yang banyak ditemukan dalam lingkungan hidup kita, misalnya dalam udara yang terpolusi asap kendaraan dan pabrik yang kita hirup setiap saat, air yang kita minum dan ikan yang kita makan, yang telah terpolusi dan dicemari dengan logam berat methylmercury.
"Tubuh bayi dan anak memiliki kemampuan untuk mengeliminasi ethylmercury dari vaksin lebih cepat daripada mengeliminasi methylmercury dari lingkungan hidup", demikian dikatakan oleh Dr. Offit.