Wulan pun pindah bertempat tinggal yang mewah bersama sang suami yang mana dia seorang manager salah satu perusaan terbesar di kota tempat tinggal mereka.
Seiring berjalanya waktu wulan pun jarang berkunjung ke rumah orang tua nya yang sudah semnakin tua dan renta,dan lama kelamaan wulan pun tak mau kembali ke gubuk kumuh orang tuanya.
Karena kasih sayang yang luar bisa dari sang orang tua wulan maka tanggapan orang tua wulan kepadanya selalu positif,"mungkin wulan anak kita sudah bahagia dan sibuk bersama suaminya jadi belum sempat menengok kita kesini buk"kata sang ayah kepada istrinya.
Tidak hanya tak pernah menjenguk,mengirimkan uang buat sepiring nasi untuk sang orang tua pun tak pernah sama sekali,dan karena tuntutan hidup orang tua wulan pun menjual rumah mereka untuk melangsungkan sisa hidup mereka,dan sedikit uang mereka gunakan untuk mengontrak gubuk yang lebih kumuh dari rumah mereka sebelumnya.
Tiba suatu ketika ayah wulan menderita sakit keras dan harus di bawa ke rumah sakit,dan karena kekurangan biaya ayah wulanpun terpaksa tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang semestinya,mereka lebih memilih jalan pengobatan tradisoanal,dan anak nya wulan pun tak terdengar kabar kerena terlena dengan kekayaan suami nya.
Karena minimnya pelayanan yang sang ayah dapatkan maka dia harus merelakan mata nya menjadi buta akibat penyakit yang di deritanya,hingga tak mampu melakukan sesuatu untuk melangsungkan sisa hidupnyakarena terdesak dengan keadaan yang di alami sekarang istri dari ayah wulan pun harus bisa mencari nafkah,mengais sampah,menjual barang bekas yang di klumpulkan nya demi kelangsungan hidup sang suamin tercinta yang tergeletak tak berdaya di rumah.
Hari - hari ibu tua renta itu di habis kan di TPA dekat rumah tinggal mereka yang baru yang mana tak jauh dari rumah di mana si wulan di besarkan dengan kasih sayang yang mendalam dan sangat tulus.
Karena terpaksa dan di paksa oleh keadaan sang ibu tua renta itu pun hampir menghabiskan hari-harinya di TPA itu,dan melupakan untuk merawat diri dari bau yang menyengat akibat dari tempat dimana ia mengais rezki.karena bau badan sang ibu itu yang tak sedap maka semua orang di desa nya pun menjauhi nya,tapi hal itu tak mematahkan semangat ibu tua itu mencari nafkah untuk suami terciinta.
Terdengar suara gaduh dari sekumpulan pemulung siang itu,masalah nya tepat mereka mengais rezki akan di gusur oleh sang pengusaha sukses yang membeli tanah itu untuk membangun sebuah sekolah mewah di kampung itu.
Resah dan tak berdaya ibu tua itu nmenghadapi derita yang di alami keluarganya,anak kesyangan dan kebanggaan tak kunjung datanng,yang ada masalah kehidupan bertubi-tubi datang malanda mereka,
"MALANG BENAR NASIB KAMI YA TUHAN,APAKAH INI YANG KAU SEBUT DENGAN COBAAN??APAKAH COBAAN ITU TAKAN BERHENTI SAMPAI KAMI NANTI MEREGANG NYAWA?" tanya sang ibu tua renta itu dalam hati,