Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kecantikan Pulau Tikus di Tanah Raflesia

30 Juli 2015   00:13 Diperbarui: 4 April 2017   17:30 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Saya sedang memperkenalkan pulau tikus lewat foto. He-he"][/caption]

Adakah yang pernah mendengar nama Pulau Tikus? Pernah membayangkan bagaimana pulaunya? Mungkin ada yang mengira Pulau Tikus banyak tikus. Tentu tidak! Disebut pulau tikus karena memang ukuran pulaunya kecil. Walaupun kecil, bukan berarti biasa. Kecil-kecil cabe rawit. Keindahan Pulau Tikus tidak kalah hebat dengan pulau-pulau lain yang ada. Ya, mungkin sebelas dua belas lah dengan pulau dewata. He-he.

Berlagak agak sombong sedikit nih. Apalagi banyak orang yang belum kenal dengan Bengkulu. Namun tahun ini saya senang dan sedikit bisa berbangga, pasalnya gara-gara ada sinetron 7 Manusia Harimau, Bengkulu sudah terdengar di telinga sebagian orang.

“Bengkulu? film 7 manusia harimau itu kan? Itu benaran ada?” tanya orang Garut kepada saya saat mengunjungi daerah yang terkenal dengan dodolnya itu. Jadi kalau sudah kenal, tunggu jatuh cintanya lagi. Berharap banyak yang cinta dengan pesona daerah kelahiran saya tersebut.

Lega saya mendengar respon orang dari luar terhadap provinsi yang dianggap terbelakang tersebut. Terbelakang bagi orang lain, namun bagi saya tidak. Itu sebabnya saya akan menawarkan sekaligus memperkenalkan kota kelahiran ini dengan beragam keunikannya.

Bengkulu memang merupakan kota kecil. Kecil bukan berarti tidak ada yang istimewa. Wilayah yang memiliki pantai terpanjang ini merupakan provinsi yang memiliki beragam keistimewaan. Mungkin ada yang mengenal Bunga Raflesia? Salah satu bunga bangkai raksasa. Itu baru satu dari beragam kekayaan yang ada. Kalau searching di Internet, kalian akan menemukan beragam macam destinasi wisata di sini. Tentu saya tidak akan banyak bercerita tentang yang lain dulu karena fokus saya bukan di sana. Saya ingin berbagi cerita mengenai Pulau Tikus yang sempat saya kunjungi berapa hari yang lalu.

Tahun ini dan untuk pertama kali sepanjang hidup saya bisa mengunjungi pulau terkecil di Bengkulu, selain Enggano. Momen mudik yang berlangsung lama tentu membuat saya bosan akibat tidak ada aktivitas seperti yang saya lakukan di Jakarta. Benar-benar waktu istirahat belajar yang harus saya jalani. Untung saja, saya punya teman-teman dekat yang mengisi hari-hari libur tersebut sehingga tidak menjenuhkan. Sampai pada akhirnya mereka mengajak saya untuk berlibur ke Pulau Tikus.

Semasa saya kecil, Pulau Tikus hanya terdengar dalam lirik sebuah lagu daerah saya. Sekarang sudah tidak lagi. Saya sudah benar-benar telah menyaksikan di depan mata bagaimana dan apa itu yang disebut Pulau Tikus. Sebuah lagu yang berisikan pesan untuk orang banyak agar senantiasa menepati Janji. Ya…kayaknya cocok ini lagu buat pilkada nanti. He-he

Begini lirik lagunya:

Judul: Janji (Pulau Tikus)

Pulau tikus karang bejungut

Tempek orang bermain deman

Biar jauh bekalang laut 

Asal di hati berubah jangan 

Bukan putri sembarang putri

Putri benamo Gading Cempaka

Bukan janji sembarang janji

Janji dibuek beserta sumpah

 

Jangan pecayo dekek lah janji

Lain di mulut lain di hati

 

Tanjung agung namo dusunnyo

Sungai bentiring dalam airnyo

K’ado untung idak kemano

Lambek laun besuo jugo

 

Pulau kecil yang terletak di bagian Barat Ibu kota provinsi Bengkulu menyimpan sejuta rahasia. Jaraknya yang kurang lebih 10 KM dari pusat kota memberikan kesempatan kepada siapapun yang hendak mengunjunginya. Sesuai dengan namanya, Pulau Tikus dengan luas kurang lebih 2 hektar tidak membuat kita menguras energi yang banyak untuk mengintarinya. Tentu kita bisa merasakan keindahan pulau tersebut dari seluruh penjuru. Menikmati ragam terumbu karang yang menawan. Sensasi berenang bersama debur ombak yang diiringi oleh warna-warni ikan mungil.

[caption caption="Menikmati debur ombak dan senasi karang serta pasir putih di dalamnya. Tapi tidak merusak karang.."]

[/caption]

[caption caption="Sebelum sampai pulau, kita foto-foto dulu.."]

[/caption]

Selama di pulau tersebut kita akan dimanjakan dengan ragam macam warna dasar laut, terumbu karang yang eksotis. Selain itu, para nelayan yang memberikan jasa angkut akan memberi bonus ikan. Ya, kita bisa bakar-bakar ikan di pulau ini sambil menikmati hempasan angin di bawah pohon kelapa. It’s amazing island!

[caption caption="Pohon kelapa yang tertata rapi. Welcome to Pulau Tikus"]

[/caption]

Bagi yang hendak berkunjung ke sini tidak perlu ragu soal kenyamanan. Pengunjung akan merasakan kebebasan berkeliaran di daerah tersebut. Tidak ada binatang buas, kecuali buaya darat sama kucing garong. He-he. Tidak ada aksi copet yang beraksi dan lainnya. Semuanya akan baik-baik saja.

Beragam pohon tumbuh subur, bahkan kelapa segar dan ukuran pohon yang pendek berjajar di sekitar pulau. Jadi kita bisa berteduh apabila merasa kepanasan. Selain itu, ada juga mercusuar jika para pengunjung hendak menyaksikan keindahan laut dari atas. Atau ingin mengabadikan momen di sana. Cukup membayar 10 ribu saja, pengunjung sudah bisa mendapatkan kesempatan tersebut.

Kehadiran saya dan teman-teman di Pulau Tikus tidak berlangsung lama. Sesuai dengan perjanjian yang telah kami sepakati dengan pemilik kapal, bahwa akan melakukan perjalanan satu hari saja. Tidak menginap. Perjalanan yang dimulai dari jam 8 itu berakhir sampai jam 4 sore. Keebtulan teman saya yang sudah membicarakan hal ini kepada sang pemilik kapal. Mungkin bagi yang hendak merasakan suasana malam di pulau tersebut, bisa langsung membicarakannya kepada pemilik kapal. Karena mereka sudah lebih paham terhadap medan tersebut.

Menurut sebagian orang yang pernah bermalam di pulau tikus, pada malam hari garis pantai Pulau Tikus adalah tempat bertelur penyu sisik dan penyu hijau. Jika beruntung akan menyaksikan aktivitas mereka yang terbilang langkah tersebut. Cuma saya dan teman-teman tidak bisa karena aktivitas kita berbeda-beda. Apalagi kami melakukan perjalanan tersebut di hari Minggu, dan di hari senin-nya sudah ada kegiatan masing-masing.

Selain bisa merasakan rona keindahan pulau ini dengan foto-foto, pengunjung juga bisa menyalurkan hobi memancingnya loh... Soal ikan, jangan ditanya. Pulau tersebut sangat dijaga dari para pencuri, kecuali para pengunjung. Tentu tidak apa-apa kalau dipancing. Selain tidak akan mengurangi jumlah ikan dalam jumlah banyak, terumbu karang yang ada pun tidak terganggu. Ditambah lagi ikan di Bengkulu begitu melimpah. Pasti mudah mendapatkan ikan-ikan yang bersembunyi di sela-sela terumbu karang.

Kemudian bagi penikmat laut bisa melihat keindahan dan pesona di dalam air. Ada pemberi jasa angkut yang menawarkan snorkeling. Tentu harus merogoh kocek yang lumayan. Jika jasa penyewaan kapal hanya 100 per orang, ditambah dengan snorkeling, maka bisa bertambah hingga 250 ribu. Mahal, Cuma tidak akan rugi menurut saya. Malah saya pribadi merasa rugi tidak bisa menikmati keindahan dalam laut. Kalau dihitung-hitung budget  yang mesti dikeluarkan kisaran 300 ribu beserta menikmati sebuah kelapa segar yang dipetik langsung oleh penunggu pulau tersebut, bukan dedemit ya.., ha-ha

[caption caption="Laut nan biru merona beserta pasir putih. It's amazing"]

[/caption]

Nah ini yang paling penting! Bagi para pengunjung yang punya rencana ke sini, sebaiknya merencakan kepergian di saat cuaca aman. Kalau badai berabe urusannya. Bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Saya saja yang pulang saat ombak besar sudah khawatir. Berapa kali kapal kayu yang saya tumpangi bersama teman-teman dihantam ombak. Memang mendebarkan, tetapi ada kesan seru dan mengasyikan. Jujur, ini pengalaman yang tak akan pernah bisa dilupakan.

Saya sarankan juga untuk membawa bekal sendiri. Sepanjang perjalanan tidak ada penjual makanan dalam bentuk apapun, apalagi kalau sudah di pulau. Yang ada hanya penjual kelapa saja. Selama di Pulau Tikus, saya berharap pengunjung tidak membuang sampah sembarang, terlebih lagi yang membawa makanan sendiri. Ada baiknya sampah dibawa pulang lagi. Kan di pulau kecil seperti itu tidak ada jasa pengangkut sampah, paling tidak membantu pemerintah menjaga kebersihan pulau tersebut. Kalau pun tidak mau, mungkin bisa menyewa jasa nelayan. Intinya jangan mengotori keasrian dan keindahan Pulau Tikus.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun