Dari kehidupan ada dua nilai yang sangat penting untuk diangkat kata Konfusius, yaitu “Yen” dan “Li”. “Yen” diterjemahkan dengan kata “Cinta”, tetapi dalam kehidupan lebih diartika dengan “keramah-tamahan dalam hubungan seseorang”. Sedangkan “Li” dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun. [9]
Kong Hu Cu yakin dengan adanya negara untuk melayani kepentingan rakyat bukan malah sebaliknya rakyat yang melayani pemerintah. Ia menekankan bahwa penguasa harus memerintah berlandaskan moralitas yang mampu dicontoh dan diteladani oleh rakyat. Bukan dengan melalui kekerasan atau bermain secara kasar. Jika kita melihat dari ajaran kepemimpinan yang diajarkan oleh Konfusianisme sebetulnya ia belajar pada masa lampau. Dimana salah satu sosok yang bisa kita lihat adalah sosok Nabi Muhammad Saw yang mampu memimpin dengan baik karena moralitas yang dimilikinya memang sangat mulia. Untuk dalam hal ini, Konfusius seolah berpesan mengajak melihat masa lampau yang penuh dengan masa keemasan dimana rakyat dan pemimpin bergerak dalam satu haluan. Selain itu, ia pun menghimbau baik bagi pemerintah maupun rakyat agar belajar pada masa lalu, juga tetap memegang teguh moralitas yang tinggi baik sebagai pemimpin maupun rakyat.
Ada beberapa penyebab Konfusianisme punya pengaruh besar pada orang Cina. Pertama, berkat kejujuran dan kepolosan Konfusius yang ditanamkan pada dirinya dan pengikutnya. Kedua, ia juga dikenal seorang yang moderat, bijaksana dalam bertindak hingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang dihadapi masyarakat. [10] Saat usia 32, Konfusius menulis banyak karya yang berkaitan dengan moral, sejarah, kesusastraan dan tentunya falsafah yang banyak diikuti oleh pengikutnya.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit, dengan manusia di bumi dengan baik. Oleh sebab itu, ajaran mengajarkan bagaiman menghargai nenek moyang yang sudah lebih dulu meninggal. Di dalamnya juga berisi susunan falsafah dan etika bagaimana manusia bertingkah laku. Tentu saja Konfusianisme tidak menghalangi orang Tionghoa untuk menyembah keramat dan penunggu, tetapi hanya yang patut disembah bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang patut tidak patut disembah. Sebab yang paling penting dalam ajaran ini adalah setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Dalam Konfusianisme ada lima sifat kekekalan yang sekaligus mesti dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya;
- Ren: Cinta Kasih
- Yi: Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
- Li: Kesusilaan dan Kepantasan
- Zhi: Bijaksana
- Xin: Dapat Dipercaya
Lima hubungan sosial (Wu Lun);
- Hubungan antara pemimpin dan bawahan
- Hubungan antara suami dan istri
- Hubungan antara orangtua dan anak
- Hubungan antara kakak dan adik
- Hubungan antara kawan dan sahabat
Delapan kebajikan;
- Xiao: Laku Bakti
- Ti: Rendah Hati
- Zhong: Satya
- Xin: Dapat Dipercaya
- Li: Susila
- Yi: Bijaksana
- Lian: Suci Hati
- Chi: Tahu Malu
Seperti yang disebutkan di atas bahwa ajaran Konfusius ini lebih memperhatikan dasar yang sudah terbangun dari tradisi mereka, yakni belajar menjadi manusia. Di sini yang menjadi titik fokusnya bukan pada manusia yang bertentangan dengan alam ataupun langit, melainkan manusia yang mencari harmoni dan mutualitas dengan langit.
Konfusianisme: Belajar Menjadi Manusia