Setiap anggota DPR pastilah sadar, bahwa sorotan media selalu mengarah padanya, karena itu kinerja adalah jawaban yang tepat dan pas bagi tatapan media tersebut. Sayangnya, media masih kurang bersahabat terhadap kinerja DPR. Kalau dikliping berita-berita tentang DPR, sangat sedikit menyangkut kinerja positif dan prestasi-prestasi anggota DPR. Justru, menyangkut masalah kecil yang tidak substansi menjadi gizi bagi media untuk kembali mengeroyok DPR.
Padahal DPR bukan institusi sembarangan, untuk menjadi anggotanya diperlukan seleksi ketat melalui pemilihan umum. Rakyat menentukan kemana pilihannya dan untuk meyakinkan rakyat agar mereka kenal, suka dan memilih seorang calon anggota DPR, memerlukan tenaga dan biaya yang tak terhitung jumlah dan nilainya. Hal inilah yang belum disadari benar oleh media atau setidaknya belum menjadi acuan utama media.
Meskipun harus diakui pula bahwa setiap anggota DPR memiliki kelemahan dan kealpaan yang lazim dan manusiawi, misalnya tertidur saat sidang atau merenspon telpon dan sms saat rapat adalah contoh sikap alamiah yang sulit dihindari dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun bukan berarti membuka situs terlarang bisa dibenarkan. Artinya sifat-sifat manusia yang melekat pada setiap manusia perlu dimaklumi sepanjang tidak melewati etika. Untuk itu, pemberitaan yang berimbang dibutuhkan sebagai informasi bagi masyarakat terhadap kinerja pilihan mereka masing-masing.
Peran dan Fungsi Media
Pers berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial (Pasal 3 ayat (1) UU Pers). Keempat fungsi ini belum sepenuhnya dilakukan, setidaknya baru sisi informasi dan hiburaan yang ditampilkan. Sementara fungsi sebagai pendidikan dan kontrol sosial masih kurang dilakukan.
Hal ini tidak terlepas dari upaya media mempertahankan eksistensinya. Media masih butuh sokongan pendanaan yang cukup untuk hidup. Media masih butuh ditonton banyak pemirsa, yang dengan itu media tetap hidup. Namun idealisme media juga perlu dimunculkan sebagai bentuk apresiasi media terhadap perjuangan tanpa pamrih yang banyak dilakukan oleh orang-orang Indonesia termasuk anggota DPR didalamnya.