Mohon tunggu...
Mas Hartoko
Mas Hartoko Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa, namun suka akan dunia tulis-menulis dan diskusi/kajian keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Komidi Memedi

9 Januari 2014   13:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314832" align="alignnone" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Lelucon apalagi yang kau suguhkan di panggung ini?

Di panggung negeri yang carut-marut oleh kepongahan nan keji

Kepongahan badut-badut dan memedi yang tersaji rapi lagi mistis

Juga para petinggi negeri yang tak lagi peduli pada situasi kritis

Yang membelit rakyat dan anak negeri

Tak ada balutan mendung yang menyisir angkasa raya

Tidak pula hujan penyejuk tetumbuhan yang pucat meranggas

Gerimis pun tidak, apalagi sambaran halilintar

Tiba-tiba saja para pejabat bermanja-manja

Minta jatah dan layanan ekstra: berobat ke luar negeri

Juga tak sungkan mendongkrak harga elpiji hingga melangit

Dan, seperti publik memprediksi

Demi mengais simpati yang tersandra kebijakan populis

Kau mentahkan dan cabut kemanjaan sehingga pejabat tak perlu berobat ke luar negeri

Kau anulir kenaikan harga elpiji yang selangit hingga memantik kegirangan pendamba subsidi

Lalu kau giring opini dan pencitraan, bahwa kau adalah pahlawan rakyat miskin

Di tengah kabut dan kalut euforia kebijakan yang bias

Di tengah pertarungan politik dalam hajatan demokrasi lima tahunan

Lewat corong koran, televisi, juga media online, dan media sosial yang kau punya

dengan lantang kau berseru:

"Wahai rakyat dan bangsaku

Kalian lihat dan saksikan sendiri

Betapa kami telah membela kepentingan kalian, rakyatku

Aku kalahkan kepentingan pejabat-pejabatku demi kepentingan kalian, rakyatku

Aku gulirkan lagi subsidi yang nyaris terhenti

Itu demi kalian, rakyatku

Tapi, satu pintaku

Jangan lupa dan ragu saat pemilu

:Dukung dan pilihlah aku"

Surabaya, 9 Januari 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun