“Aku mimpi ada mayat yang dikubur di rumah sebelah dan mereka berdua adalah pembunuh. Aku akan lapor polisi, “
Mas Heru melepaskan pelukannya dan memandangku tak percaya. Aku sadar jawabanku pasti akan membuatnya kaget.
“Hush, kamu jangan asal nuduh, Dik. Semua itu cuma mimpi, tak bisa jadi bukti untuk lapor polisi.”
Aku hanya terdiam. Aku sadar tak mudah memang untuk mencari sebuah bukti. Dan aku juga belum tahu pasti apakah mimpi itu benar.
***
Aku baru saja pulang dari pasar saat aku lihat ada keramaian di sebelah rumahku. Terlihat ada mobil polisi, ada ambulans dan para tetanggaku pun ramai berkumpul. Mbak Narsih, Mbak Yani dan beberapa ibu lainnya tampak sedang ngobrol di depan rumahku.
"Ada apa, Mbak Narsih ?" tanyaku ingin tahu.
Apakah memang betul mereka adalah pembunuh
"Mereka terbukti telah membunuh Mawar, Dik Laras , " jawab Mbak Narsih.
"Mawar ?" tanyaku tak percaya.
"Dik Laras belum tinggal di sini. Dulu ada ponakan Bu Dania yang bernama Mawar ikut dengan mereka. Tapi memang sedah hampir setengah tahun ini kami tak pernah melihatnya lagi," penjelasan Mbak Yani cukup menjawab semua keiingintahuanku.