Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Fiksi Horor dan Misteri) Rahasia Sekuntum Bunga Mawar

29 September 2016   21:56 Diperbarui: 30 September 2016   08:23 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Karena kamu terlalu mikir,  Dik.  Akhirnya ada di alam bawah sadarmu dan masuk dalam mimpi.”

Percuma memang aku memaksa Mas Heru untuk memahami mimpiku.  Lagi pula pikirannya memang sudah dipenuhi dengan beban pekerjaannya. 

Saat aku akan menguyah makanan di mulutku,  senandung itu kudengar lagi.  Hanya sayup-sayup dan Mas Heru bilang dia tak pernah mendengarmya.  

****

Aku baru saja selesai sholat Magjrib saat aku mendengar ada yang mengetuk pintu rumahku. Siapa ya yang datang?  Mas Heru tadi mengirimkan pesan di WA kalau dia baru pulang jam delapan. Aku segera beranjak dari dudukku dan hanya melepas mukena bawah.  

“Iya,  sebentar, “ ucapku saat kudengar ketukan yang ketiga yang dilakukan berulang-ulang. Bergegas aku menuju ke ruang tamu. Mungkin ada hal penting yang harus di sampai oleh sang tamu. 

Komplek ini memang tak terlalu besar dan masih banyak rumah yang belum dihuni. Bahkan rumah yang aku diami saat ini belum pernah ditempati oleh pemiliknya.  Saat Maghrib tiba biasanya tak ada lagi yang beraktivitas di luar  rumah. Kubuka pintu rumah kontrakanku.  Penasaran siapa yang datang saat maghrib begini.

Sepi,  tak ada seorang pun di luar.  Aku melihat pagar rumahku,  masih tertutup rapi.  Aku berjalan ke pagar dan melongok ke jalanan. Sepi tak terlihat orang yang sedang berjalan. Kulihat rumah Mbak Narsih sudah tertutup,  tak menunjukkan tanda ada yang baru keluar rumah.  Lalu siapa yang mengetuk rumahku? Bulu kudukku berdiri, tapi aku lawan rasa takutku.  Aku tak boleh kalah.  Aku masuk kembali ke dalam rumah dan saat aku akan menutup pintu rumahku aku melihat ada yang tergeletak di lantai teras. Sekuntum bunga mawar putih. Aku terkesiap melihatnya.  Dari mana bunga ini?  Di halamanku hanya ada bunga nusa indah dan bunga melati. Kupungut bunga itu dan kubawa masuk ke dalam rumah.  

****

Mimpi itu benar benar menakutkan. Aku melihat lelaki itu memegang tangan wanita hamil itu lalu memaksanya untuk meminum ramuan yang sudah disiapkan. Tapi wanita itu bisa melawan dan menumpahkan ramuan itu.  Perlawanan yang akhirnya membuat pria tersebut marah besar. Wanita itu didorong sampai terjerembab dan kepalanya membentur tembok.  Pria yang sedang dikuasai setan itu tak menghentikan kemarahannya.  Bukannya menolong,  dia semakin menyiksa wanita yang hamilnya sudah cukup besar itu. Kepala wanita itu dibentur-benturkan di tembok berulang kali sampai wanita tersebut lemas tak bergerak.  Dia mati. 

Lelaki tersebut terlihat bingung, seperti tak menyadari kalau apa yang sudah dilakukan telah menyebabkan kematian. Beberapa saat dia terdiam seperti memikirkan apa yang akan dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun