Mohon tunggu...
Peter Hari
Peter Hari Mohon Tunggu... -

pendiri portal komisiixnew.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Dokter, Suster, Pasien Cuci Darah Buka Bersama

6 Juli 2015   14:31 Diperbarui: 6 Juli 2015   14:31 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tubuhnya sudah payah, sudah kesulitan untuk berbicara. Bila berjalan harus dibantu orang lain. Bapak ini sudah pernah mengalami serangan stroke. Sudah menjalani cuci darah kurang lebih dua tahun.

 

Tetapi hari ini, Pak Sarwono sangat bersemangat. Sehabis cuci darah, dia bersama Pak Jarno, Pak Ngadiman, dan istri mereka, tidak langsung pulang ke rumah. Dengan menumpang mobil Pak Jimi mereka bergerak menuju Kemang. "Walau tubuh ini terasa letih, kami bersemangat menghadiri buka bersama," ujar Ibu Sarwono yang bertindak sebagai juru bicara suaminya yang tercinta itu.

 

Ketiga pasangan suami istri yang dianggap paling senior itu, bersama pasien cuci darah lainnya di Klinik JKC (Jakarta Kidney Centger), hari Rabu (1/07/2015), mengadakan buka bersama. Mereka juga mengajak serta para dokter, suster, dan pegawai klinik lainnya. "Kami sengaja mengadakan acara ini untuk membangun rasa kebersamaan antara sesama pasien, dan juga kebersamaan dengan dokter dan suster. Kami ingin membangun hubungan kekeluargaan," ujar Toni sang penggagas ide buka puasa bersama ini.

 

Acara di adakan di Waroeng Makan Wong Solo Kemang. Biayanya patungan sesama pasien. Yang berduit tentu menyumbang lebih banyak. "Prinsip gotong-royong. Tempat di sebuah restoran biar ada suasana berbeda," ujar Deuz salah satu donatur acara buka puasa bersama ini.

 

Para dokter dan suster menyambut antusias acara ini. Dibuktikan dengan hadirnya dokter Riza dan dokter Asih. "Hampir semua suster hadir, baik shift pagi dan siang," ujar Suster Widya yang sering dipanggil dengan nama Butet oleh teman-temannya.

 

"Memang beda ya. Pasien hari Rabu dan Sabtu shift siang memang heboh. Mereka kompak. Rasa kekeluargaannya tinggi. Aku salut pada mereka," ujar dr Asih.

 

Dr Riza tak kalah antusiasnya. Bahkan dia paling duluan datangnya. Sayang, dalam buka puasa ini tak ada adegan mesra dengan suaminya. Mungkin karena di restoran ini tak menyajikan menu kepiting. Atau, mungkin takut ditulis lagi kemesraannya bersama suami tercinta.

 

Kholis, pasien cuci darah yang sudah menginjak tahun ketiga ini juga sangat bergairah datang. "Saya rela menyewa ojeg dari RSCM ke Kemang agar tidak terlambat dan ketinggalan momen indah berbuka bersama," ujaf kholis.

 

Acara Bukber sangat informal sekali. Tanpa ada sambutan. Semua mengalir tanpa ada komando. "Mari kita bersulang. Demi kemakmuran dan kebaikan bersama," teriak Pak Hari.

 

"Semoga aku lekas hamil," ucap dengan lantang Suster May yang baru berapa bulan lalu menikah.

 

Sementara Suster Mirna menyambut angkat gelas bersama dengan harapan sang pacar segera melamarnya di tahun ini. "Sudah bosan aku berpacaran. Aku sudah ingin menikah dan punya momongan," ujar suster yang memiliki senyum manis ini.

 

Beda dengan lainnya yang punya harapan ketika bersulang bersama. Pak Jimi dan Om Bernard menyambutnya dengan cara berbeda. Mereka berdua langsung menghabiskan satu gelas es teh manis. Kontan saja mengundang reaksi dr Riza. "Ayo jangan minum terlalu banyak. Nanti ditarik empat kilo lho cuci darahnya hari Sabtu nanti," katanya.

 

Kedua pasien cuci darah yang bandel itu tak mengindahkan nasehat dokter. "Habis, kasih nasehat kok dengan senyum manis. Mana takut kita. Malah kita jadi terlena dengan senyumannya," ujar Pak Jimi yang berbobot lebih dari satu kwintal ini.

 

Sayang Nasdar yang sering dipanggil Mas Dar tidak mengajak istrinya. "Kehamilan istri saya sudah menginjak bulan kedelapan. Takut ada apa-apa kalau sering berpergian. Takut seperti bulan kemarin habis naik komidi putar malah sering pusing kepalanya," ujar perawat cowok yang memiliki janggut yang tumbuhnya nanggung ini.

 

Yang menebar senyum sepanjang acara adalah Suster Tika. Kali ini dia membawa pacarnya. Tika dengan lincahnya kesana- kemari, sedang sang pacar dengan sigap mengabadikan momen buka puasa itu."Kali ini aku berani membawa pacarku. Dengannya bagaikan ambulance yang ada uwing-uwing-nya," ujarnya dengan manja.

 

Yunie dan Aan rupanya cocok dengan menu yang disajikan. Mereka makan dengan lahapnya. Atau mungkin di Kalimantan mereka jarang menemui menu bebek goreng, sehingga tak terasa mereka menghabiskan dua piring nasi.

 

Di tengah kecerian, Toni dan Deuz malah sebentar merapat di tempat agak gelap. Tidak tahu kenapa wajah mereka sepertinya tegang. Dari kejauhan nampak Toni mengeluarkan Kartu ATM BCA nya. Tak lama dia bergegas keuar dari restoran menuju ke sebuah ATM.

 

Akhirnya acara usai ditandai dengan foto bersama. Mereka pulang tidak hanya dengan perut yang kenyang saja, tetapi yang lebih penting dengan hati yang gembira. Setelah acara bubar, baru aku menyadari kalau kepala ku pusing, mual dan badan lemes. Ternyata hari ini aku kram saat HD. Bukber itu sungguh ajaib bisa menghilangkan sementara rasa sakitku.

 

Oleh Peter Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun