Beda dengan lainnya yang punya harapan ketika bersulang bersama. Pak Jimi dan Om Bernard menyambutnya dengan cara berbeda. Mereka berdua langsung menghabiskan satu gelas es teh manis. Kontan saja mengundang reaksi dr Riza. "Ayo jangan minum terlalu banyak. Nanti ditarik empat kilo lho cuci darahnya hari Sabtu nanti," katanya.
Â
Kedua pasien cuci darah yang bandel itu tak mengindahkan nasehat dokter. "Habis, kasih nasehat kok dengan senyum manis. Mana takut kita. Malah kita jadi terlena dengan senyumannya," ujar Pak Jimi yang berbobot lebih dari satu kwintal ini.
Â
Sayang Nasdar yang sering dipanggil Mas Dar tidak mengajak istrinya. "Kehamilan istri saya sudah menginjak bulan kedelapan. Takut ada apa-apa kalau sering berpergian. Takut seperti bulan kemarin habis naik komidi putar malah sering pusing kepalanya," ujar perawat cowok yang memiliki janggut yang tumbuhnya nanggung ini.
Â
Yang menebar senyum sepanjang acara adalah Suster Tika. Kali ini dia membawa pacarnya. Tika dengan lincahnya kesana- kemari, sedang sang pacar dengan sigap mengabadikan momen buka puasa itu."Kali ini aku berani membawa pacarku. Dengannya bagaikan ambulance yang ada uwing-uwing-nya," ujarnya dengan manja.
Â
Yunie dan Aan rupanya cocok dengan menu yang disajikan. Mereka makan dengan lahapnya. Atau mungkin di Kalimantan mereka jarang menemui menu bebek goreng, sehingga tak terasa mereka menghabiskan dua piring nasi.
Â
Di tengah kecerian, Toni dan Deuz malah sebentar merapat di tempat agak gelap. Tidak tahu kenapa wajah mereka sepertinya tegang. Dari kejauhan nampak Toni mengeluarkan Kartu ATM BCA nya. Tak lama dia bergegas keuar dari restoran menuju ke sebuah ATM.