"Mimpiku pupus dan aus."
Maaf, sedikit saja,
Keping itu tidaklah hina.
Bunda; Sebuah Biji Kini Tumbuh
Sebuah biji, tersemai dengan peluhku.
Pada lubang di setiap nista yang meronta.
Bunda, dimana surga yang kau gagahi? Pula, tak kujumpai Dia.
"Dia, Itu, terselip diantara tanya, terletak pada bakti."
Ibu; Inilah Nasibmu
Itu, saat dimana kau basuh rambutku.
Dengan segenap keikhlasanmu.
Jemari yang halus, begitu lunglai nan kurus.
Itu, saat kau papah aku pada pintu.
Dengan tegar kau getirkan senyummu.
Merah, bibir yang indah, tak ku lupa dan pula jengah.
Itu, saat kau kenakan baju padaku.
Dengan miris kau kembangkan tangis, dengan manis kau tumis habis.
Mendera, mengucur dari balik dapur.
Itu, saat kau ranum seonggok tinja.
Dengan mesra kau timang ia.
Itu, saat ibu menyayangiku dengan segenap pilu dan sendu masa kecilku.
"Bahkan dunia tak terhingga saat menimbangnya."