Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

M Basri Pernah "Dikerjai" oleh Ramang (68)

5 Juni 2021   20:46 Diperbarui: 5 Juni 2021   21:11 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basri mengusulkan ada sentra pembinaan pemain sepakbola di Indonesia. Wilayah Timur, Tengah, dan Barat. Pemain super liga semestinya ada usia under twenty (20) year. Itu jadi pemain lapis berikut tim berikutnya. Yang terasa, sepakbola ini sudah menjadi ajang bisnis dalam segala komponen pendukungnya. Anehnya, ada aspek lain yang sangat penting, prestasi, justru ditinggalkan dan terpinggirkan. Kalau pun prestasi tetap diperhatikan, hanya sebatas kebanggaan klub saja, belum sampai ketika para pemain memperkuat tim nasional. 

 Pulang Kampung

Nama Basri pernah cemerlang di blantika sepakbola nasional. Sepuluh tahun dia bercokol di tim nasional. Terakhir, 1968, dia minta mengundurkan diri dari tim nasional, karena menganggap dirinya 'selalu salah' dalam mengumpan bola.

Sejarah rekam jejaknya di sepakbola berawal tahun 1960 di MOS Makassar. Setahun kemudian dia bergabung dengan PSM. Pada tahun 1968 dia bergabung dengan Klub Pardedetex Medan. Pada saat inilah, dia sering melanglangbuana melawan kesebelasan asing, baik membawa panji Pardedetx maupun PSSI.

 ''Kalau kita sedang berada di luar negeri, kemudian PSSI mau mengikutkan timnya ke suatu turnamen, para Pardedetex tinggal ganti jas saja (pakai lambing Garuda),'' kata Basri. 

Ayah lima anak ini -- kini -- bergabung juga dengan kesebelasan Warna Agung Jakarta tahun 1976-1979. Antara tahun 1962 hingga 1973, Basri memperkuat tim nasional.

 Sebagai pemain

 Google.com yang diunduh 13 Juni 2010 pukul 01.25 memaparkan, Basri memulai kariernya di Klub MOS pada tahun 1961 dan dilanjutkan di klub Pardedetex dan HBS Surabaya. Dia sempat membela timnas di Asian Games 1962. Pada saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia. Kemudian dia terus tampil pada dua Asian Games berikutnya. Ia juga menjadi bagian timnas saat Indonesia turun di Ganefo. Pada tahun 1973, Basri pernah memperkuat tim nasional bertarung dalam Pra World Cup di Australia di bawah pelatih Endang Witarsa dan EA Mangindaan.

Pada tahun 1970, dia diminta kembali ke Makassar ketika Patompo menjadi Wali Kota Makassar. Selain Patompo, Andi Pangerang Petta Rani juga meminta dia pulang kampung..Saat itu, Basri dijanjikan pekerjaan. Namun, hasilnya nihil. Dia terbang ke Surabaya dan masih bermain hingga 1975. Setelah itu dia praktis jadi pelatih.

Persebaya Surabaya, tim pertama yang diasuh Basri. Pada musim 1977, dia berhasil mengantarkan Persebaya jadi juara Kompetisi Perserikatan. Usai memberikan prestasi puncak bagi Persebaya, Para pemain yang dia latih adalah Rusdi Bahalwan, Rudi William Keltjes, dan lain-lain.

Pada tahun 1979/1980, Basri pindah ke Niac Mitra. Tampaknya, pria kelahiran Makassar 5 Oktober 1942 ini, juga ingin menjajal kerasnya Kompetisi Galatama. Lagi-lagi keampuhan racikan Basri terbukti. Tiga kali Niac Mitra dibawa Basri jadi juara Galatama, masing-masing pada 1981, 1982, dan 1986. Di bawah tangan Basri, dia menarik lima pemain PSM, di antaranya, Dullah Rahim, Malawing, dan Jusuf Malle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun