Di tahun 2024, tantangan pekerjaan di Jakarta-Banten sangat berat karena meningkatanya PHK. Selama Januari-Augustus 2024, ada sejumlah PHK sebesar 46.240, angka ini akan berlangsung meningkat mencapai 70.000 sampai bulan September 2024.
Terdapat 10 start-up yaitu Tokopedia, Tiktoshop, Xendit, Lamudi, JD.ID, Ruangguru, Zenius, Pahamy, LinkAja, SiCepat yang telah mengadakan PHK besar-besaran karena alasan belum adanya profit dan efisiensi keuangan.Â
Tentunya dari pihak investor telah mendesak CEO untuk secepatnya bekerja produktif dan mendapatkan keuntungan . Selama ini perusahaan masih dianggap alami kerugian, maka solusinya adalah PHK.
Bukan hanya perusahaan start-up saja yang mengadakan PHK tetapi perusahaan manufaktur juga melakukan PHK. Perusahaan manufaktur selama periode Agustus 2024 mengalami kontraksi 49.3 karena kehilangan output pesanan baru , penurunan marginal jumlah tenaga kerja.
Seringkali perusahaan menggunakan alasan atau dalih "silent layoff" atau status "resign" untuk PHK karena biayanya lebih murah dan alasan untuk laporan ke Kementrian Tenaga Kerja lebih mudah.
PHK vs Lapangan Kerja
Jumlah PHK sbesar 46.240 menuju 70.000, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia belum ada. Pemerintah sendiri hanya memberikan solusi untuk mitigasi PHK dengan mempertemukan manajemen perusahaan dengan pekerja yang kena layoff (biasanya hal ini sudah terlambat).Â
Juga Kementrian Tenaga Kerja mengatakan ada 178 pekerjaan di Bursa Kerja Nasional atau Job Fair Nasional tanggal 23 -25 Agustus 2024 diadakan di Jiiexpo Kemayoran , terdapat 110 ribu lowongan pekerjaan dari 110 perusahaan
Sebagian teman-teman anak saya juga belum mendapatkan pekerjaan. Mereka juga sempat mengeluh betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan seperti yang mereka impikan.Â
Ada juga yang masih ingin menikmati uang pesangon dan menganggap uang pesangon masih mencukupi kebutuhan beberapa bulan ke depan.
Ada juga yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi harus sesuai dengan keinginannya seperti kerja work from home. Alasan mereka untuk kerja work from home karena flexibilitas dan balancing antara work dan life.
Namun, apakah dengan mengikuti keinginan para calon pencari pekerja seperti di atas, mereka dapat pekerjaan? Sudah sulit lapangannya masih memimpikan keinginan sendiri.