Akhirnya, Anne berhasil diterima di perusahaan start-up baru dengan waktu percobaan kerja selama 3 bulan.
Dalam kurun waktu kerja, Anne menemukan jenis pekerjaan yang berbeda dengan apa yang dipikirkannya. Dia seorang specialist, tetapi dia harus menjadi seorang generalist.
Namun, dengan resiliensi yang tinggi, dia mencoba untuk belajar mengejar kekurangannya .Hampir setiap Sabtu-Minggu, Anne tidak pulang ke rumah, tetap di kos. Dia belajar dan terus mengejar pekerjaan yang belum pernah dikuasainya.
Sayangnya, usaha kerasnya selama hampir 2 l/2 bulan itu tak berbuah manis. 2 minggu sebelum akhir masa percobaan, dia dipanggil oleh atasannya, Anne dianggap "fail" aatau gagal untuk masa percobaannya.
Hatinya hancur karena dia tidak bisa menerima hal itu. Tetapi fakta berbicara lain. Tuntutan pekerjaan jauh lebih tinggi dari ekskpektasinya.
Lalu, saya sebagai ibunya tentu memberikan support dan mendampinginya dalam krisis kepercayaan dan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Dia terus berusaha mendapatkan pekerjaan. Dia rajin sekali untuk menghubungi teman-temannya dan relasi yang telah lama terjalin melalui networking .Â
Akhirnya setelah satu bulan tak bekerja , Anne mendapatkan referensi satu pekerjaan di suatu perusahaan konvesional manajemen keuangan.
Anne mulai bertukar pikiran dengan saya. Apakah pilihannya untuk bekerja di perusahaan konvesional bukan start up merupakan pilihan yang benar?
Kami diskusi panjang, sampai kepada kesimpulan, saat ini perusahaan startup masih dalam tahap "technology winter" banyak PHK berlangsung. Jika dia masuk ke perusahaan startup, kemungkinan untuk mendapat PHK akan terjadi lagi.
Setelah beberapa kali interview dan test tentang proyek pekerjaan, Anne diterima. Sekarang belum selesai masa percobaan. Doakan semoga semuanya berjalan lancar.