Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berjejer Bunga Papan, Apakah Tidak Dapat Digantikan Bunga Digital?

26 Agustus 2024   16:13 Diperbarui: 3 September 2024   14:26 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Papan yang berjubel. Dokpri

Begitu memasuki Rumah Duka megah dan mentereng, saya tidak merasakan suasana duka atau rasa sedih di sini. Justru perasaan saya berubah total.

Dari rumah merasa duka, tapi begitu menapak di Rumah Duka, jadi kebalikannya, serasa berada di tempat nyaman, seperti hotel.

Apakah perasaan ini hanya dilihat dari nuansa sekeliling yang dipenuhi dengan tempat duduk bak serasa di hotel, orang yang ceria staf-stafnya?

Lalu menyusuri ke bagian dalam ruang persemayaman, saya kagetnya luar biasa karena melihat papan bunga berjejer, bertumpuk (dari empat papan dijadikan satu) dan panjangnya hampir seluruh depan ruang sampai ke luar (sekitar 5 meter).

Saya tertunduk sedih karena bunga-bunga kematian bukan representasi dari orang yang saya kunjungi. Tetapi bunga- bunga papan ini memang menunjukkan bagaimana tingkat sosial seseorang. Siapa yang meninggal dan apa jabatannya.

Makin tinggi jabatan dan tingkat sosialnya, makin banyak bunga yang diterima. Seolah bunga papan jadi representasi dari betapa hebatnya seseorang meskipun dalam kondisi meninggal.

Beberapa orang yang saya tanyakan "Apakah pendapatmu tentang bunga papan yang bertaburan begitu banyak?"

Sebagian besar menyatakan pendapatnya seperti ini:

1. Simpati dan budaya gifting

Secara psikologis dan budaya, di Indonesia untuk menunjukkan rasa simpati atau sungkan, orang akan memberikan bunga sebagai representasi budaya gifting untuk kalangan tertentu dalam momen tertentu.

Opening toko, atau kematian jadi ajang pengiriman bunga bagi mitra atau teman instansi/perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun