Masukan yang memotivasi sangat membantu anak untuk bisa bangkit dari kegagalannya.
2. Puji anak secukupnya
Pujian tidak perlu berlebihan karena hal ini justru membahayakan bagi dirinya. Anak yang sering dipuji tanpa makna yang penting, justru membuat anak tergantung kepada validasi dari orang lain. Dia seolah berbuat sesuatu  karena punya motivasi untuk mendapat pujian. Selalu mengejar pujian supaya dapat dihargai.
Seorang psikolog mengatakan bahwa kepercayaan diri didapat dari keberhasilan mengatasi kesulitan, bukan dari kata-kata betapa hebatnya anak itu.
Orangtua harus mengatakan fakta yang ada, kegagalan itu wajar. Namun, beritahukan kritik membangun agar dia bisa memperbaiki kegagalan itu.
3. Dorong mereka untuk mencoba hal-hal baru
Ada beberapa anak yang merasa takut untuk mencoba hal-hal yang baru. Ketakutan itu didasarkan takut gagal jika dia mencoba hal yang baru.
Nah untuk mendorong anak bisa mencoba hal yang baru, berikan penjelasan yang detail apa saja yang perlu dipelajari untuk hal yang baru, dia harus mencoba untuk mendapatkan wawasan dan perspektif yang lebih luas. Jangan berhenti untuk tidak mencoba karena takut gagal.
4. Ajari anak untuk bersabar
Setiap waktu gagal, pasti anak sudah kesal dan kecewa karena dia harus mengulang lagi dan membuang waktu.
Sejak masih dini, berikan penjelasan kepada anak bahwa dia harus mampu menahan diri, tidak boleh merasa impulsif, belajar untuk tidak tergesa-gesa.Â
Belajar kesabaran, karena dengan begitu anak bisa merasa lebih dewasa untuk menahan emosi dan tidak perlu kecewa dan rendah diri.Â
5. Kelola ekspektasi pada anak
Jika kita pernah berjanji sesuatu kepada anak untuk memberikan reward jika dia berhasil melakukan sesuatu, maka kita harus evaluasi lagi. Artinya ekspektasi itu akan berbalik arah karena anak akan kecewa ketika kita tak menepati janji kita.
Lebih baik tidak memberikan janji, namun memberikan reward setelah anak itu melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik, bukan sebelumnya.Â